Profil Ketum GP Ansor yang Merasa Ikut Tersakiti Kalau Ada yang Menyakiti Jokowi dan Keluarga

Farah Nabilla Suara.Com
Minggu, 02 Juni 2024 | 13:05 WIB
Profil Ketum GP Ansor yang Merasa Ikut Tersakiti Kalau Ada yang Menyakiti Jokowi dan Keluarga
Ketum GP Ansor, Addin Jauharuddin. [Dok. NU]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (Ketum GP Ansor) Addin Jauharuddin tengah menjadi sorotan. Tepatnya usai mengatakan jika menyakiti Presiden Jokowi sama saja menyakiti banser.

"Siapapun yang menyakiti Jokowi dan keluarganya, maka sama saja menyakiti kami keluarga Bansor Ansor seluruh dunia," kata Addin di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2024).

Pernyataannya lantas menyita perhatian sejumlah pihak. Selain itu, tak sedikit yang penasaran dengan segala hal tentang Ketum GP Ansor baru ini. Berikut profil Addin Jauharuddin.

Profil Ketum GP Ansor

Addin Jauharuddin lahir di Cirebon pada 14 April 1985. Ia menjadi Ketum Pimpinan Pusat GP Ansor periode 2024-2029 secara aklamasi pada Kongres XVI GP Ansor di KM Kelud.

Ia menggantikan posisi Yaqut Cholil Qoumas, yang menjabat sebelumnya. Sementara ia tadinya adalah Bendahara Umum kepengurusan Pimpinan Pusat GP Ansor periode 2016 sampai 2021.

Dalam Kongres XVI GP Ansor di KM Kelud itu, seluruh peserta sepakat memilih Addin sebagai ketua umum. Mereka setuju dirinya melanjutkan kepemimpinan Yaqut Cholil Qoumas.

Sebelum aktif dalam kepengurusan GP Ansor, Addin merupakan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Di organisasi ini, ia pernah menjadi ketum untuk periode 2011-2013.

Addin juga pernah menjabat Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat (DPP) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Selain itu, ia pun kerap ditunjuk untuk mengisi jabatan mentereng.

Baca Juga: Jokowi: Indonesia Mengecam Keras Serangan Israel ke Rafah

Di mana ia menjadi Sekretaris Komite Industri Manufaktur dan Pengembangan Produk Halal Masyarakat Ekonomi Syariah (MES). Addin juga berkarier di perusahaan BUMN hingga kini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI