Ernest Prakasa Skakmat Sri Mulyani Soal Kuliah Gratis Pajaknya 70 Persen Per Orang di Negara Maju

Ruth Meliana Suara.Com
Jum'at, 31 Mei 2024 | 13:32 WIB
Ernest Prakasa Skakmat Sri Mulyani Soal Kuliah Gratis Pajaknya 70 Persen Per Orang di Negara Maju
Kolase Ernest Prakasa dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membahas sistem kuliah gratis yang ada di sejumlah negara maju. Ia menjelaskan bahwa sejumlah negara Eropa bisa memberikan kuliah gratis bagi warganya karena menerapkan pajak mencapai 70 persen per orang.

Sri Mulyani juga menegaskan bahwa di dunia ini tidak ada yang gratis, termasuk kuliah. Pernyataan Menteri Jokowi itu pun langsung mendapatkan balasan menohok dari Ernest Prakasa.

Melalui aku X miliknya, Ernest tampak mengomentari berita yang berisi ucapan Sri Mulyani soal kuliah gratis.

"Sri Mulyani menyebutkan, negara nordik (seperti Denmark, Finlandia, Norwegia hingga Swedia) rata-rata mengenakan pajak pendapatan sekitar 65 sampai 70 persen terhadap penduduknya," demikian berita yang dikomentari Ernest.

Baca Juga: Tim Prabowo-Gibran Datangi Kantor Sri Mulyani, Bahas Program Janji Kampanye

Mengenai itu, Ernest mengatakan bahwa pemerintah negara-negara Eropa memang mempedulikan kehidupan rakyatnya. Alhasil, warga di sana hidup nyaman karena mendapat beragam fasilitas dari pemerintah.

Sementara itu, lanjut Ernest, situasi itu sama sekali tidak terjadi di Indonesia. Ia menyentil kepeduliaan pemerintah Indonesia ke rakyatnya jauh berbeda dari pemerintah di negara maju.

"Tapi warganya hidup nyaman berkat berbagai fasilitas dari pemerintah yang peduli sama warganya. LAH KITA?" tulis Ernest dalam cuitannya pada Kamis (30/5/2024).

Cuitan Ernest Prakasa itu telah dibaca 665 ribu kali dan mendapatkan 17 ribu tanda suka. Warganet juga langsung membanjiri kolom komentar dengan opini setuju hingga memberikan sindiran terhadap pemerintah.

"Ahh kata siapa? Buktinya ada 'warga' yang kurang umurnya buat nyalon, akhirnya diturunin juga syarat minimum umurnya. Dan itu kan bentuk kepedulian pemerintah ke 'warga'nya," sindir warganet.

Baca Juga: Lewat Bundaran HI Meski Pajak Mati, Mobil Alphard RI 74 Diduga Milik Wantimpres Disorot: Parah Sih Nih

"Tapi menurut gue gak ada yang salah sih dari quote nya bu Sri Mulyani. Kalau mau banyak program gratis, ya setoran pajak juga harus makin naik (buat ruang fiskal). Cuma kalau korupsinya gak beres, kenaikan pajak kayaknya bakal mencekik sifatnya bukan malah membantu rakyat," komentar warganet.

"Kebijakan negara lain yang dicomot cuma buat yang nguntungin mereka aja. Pajaknya ikut negara nordik. Student loan ikut US. Upah buruh ikut China. Bentar lagi Kebebasan berpendapat ikut Korea Utara," kritik warganet.

"Kalau (uang pajak) gak digarong (dikorupsi) sama pejabat rakus mestinya bisa (memberikan fasilitas gratis bagi rakyat). Lah ini garongnya (korupsi) dari desa sampai pusat. Dan yang digarong (dikorupsi) gak kira-kira, jadi mau pajak berapapun selama garong (korupsi) masih banyak percuma bu," tambah yang lain.

"Pajak dikit aja dikorupsi, gimana kalau gede bu?" tanya warganet.

"Bu Sri Mulyani menteri yang jarang dikritik warga, sekarang ngeluarin bad statement seperti menteri-menteri lainnya. Apa yang diharapkan lagi dari pejabat-pejabat Indonesia?" tanya warganet.

Pernyataan Sri Mulyani Soal Kuliah Gratis

Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati. (Istimewa)
Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati. (Istimewa)

Sri Mulyani bercerita jabatannya sebagai Menteri Keuangan sering membuat banyak orang bertanya soal fasilitas gratis dari pemerintah. Termasuk mengenai pendidikan gratis layaknya di sejumlah negara Eropa.

Hal ini disampaikan Sri Mulyani saat menjadi pembicara dalam acara seminar nasional Jesuit Indonesia yang digelar di Jakarta pada Kamis (30/5/2024) kemarin.

"Saya jadi menteri keuangan, sering orang-orang menyeletuk (menyarankan ke saya), 'Mbok kayak Nordic Countries itu, segala macam (biaya pendidikan) bebas (gratis) sampai perguruan tinggi. Dari lahir sampai perguran tinggi enggak perlu bayar apa-apa," cerita Sri Mulyani.

Namun Sri Mulyani menjelaskan, pendidikan gratis yang disedikan negara untuk rakyat harus diimbangi dengan besarnya pajak. Ia mengungkap bahwa negara-negara Nordik mengenakan pajak pendapatan mulai dari 65 hingga 70 persen per orang.

Besaran pajak itu membuat negara bisa menyediakan beragam fasilitas gratis untuk rakyatnya, sehingga warganya bisa hidup nyaman dan terjamin.

Karena itu, ia menyebut pendidikan gratis yang diberikan di negara nordik sebenarnya tidak benar-benar gratis. Ini karena penduduknya juga harus menyetorkan pajak yang tinggi.

"Di dunia enggak ada yang gratis. Pasti ada yang bayar," tandas Sri Mulyani.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI