Suara.com - Tren hubungan baru yang disebut "Friendship Marriage" semakin populer di Jepang di kalangan individu aseksual, homoseksual, dan heteroseksual. Lalu apa itu Friendship Marriage?
Dikutip dari hindustantimes.com, dalam hubungan Friendship Marriage, pasangan menjadi mitra platonis tanpa jatuh cinta atau berhubungan seks. Yuk kenali lebih jauh apa itu Friendship Marriage.
Menurut South China Morning Post, tren hubungan hidup bersama yang didasarkan pada nilai-nilai dan kepentingan bersama ini juga dipandang sebagai alternatif dari pernikahan tradisional oleh kaum muda negara Jepang.
Friendship marriage adalah jenis hubungan di mana mitra adalah pasangan yang sah. Mereka bisa hidup bersama bahkan menjalin hubungan dengan orang lain berdasarkan kesepakatan bersama di antara mereka. Pasangan dapat memutuskan untuk memiliki anak melalui inseminasi buatan.
Bukan Menikahi Sahabat
Konsep dari Friendship Marriage adalah tidak sama dengan menikahi sahabat sendiri. Sebaliknya, Friendship Marriage memberlakukan seseorang bertemu dengan orang lain, orang bertemu dan menghabiskan waktu bersama untuk mengenal satu sama lain dengan lebih baik.
Dalam pertemuan awal sebelum pernikahan mereka berdiskusi memutuskan hal-hal kecil namun penting dari rumah tangga yang akan mereka bangun. Di antaranya bagaimana membagi pengeluaran, membagi pekerjaan rumah tangga, dan bahkan mengelola ruang kulkas.
Meskipun tampak tidak romantis, diskusi semacam itu telah membantu hampir 80 persen pasangan dalam jenis hubungan ini untuk hidup bersama dengan bahagia.
Colorus, sebuah agensi yang mengklaim sebagai yang pertama di Jepang yang berspesialisasi dalam Friendship Marriage menyatakan bahwa dalam banyak kasus, pasangan tersebut juga memutuskan untuk memiliki anak.
Baca Juga: Travelling Keliling Dunia Lewat 4 Novel Seru Ini, dari Italia hingga Tokyo!
Menurut Colorus, rata-rata orang berusia 32,5 tahun dengan pendapatan melebihi rata-rata nasional lebih tertarik pada pengaturan hubungan semacam ini.