Mensos Risma Tak Setuju Konsep Panti Jompo, Padahal Ini 4 Keuntungannya Buat Lansia!

Jum'at, 31 Mei 2024 | 10:53 WIB
Mensos Risma Tak Setuju Konsep Panti Jompo, Padahal Ini 4 Keuntungannya Buat Lansia!
Ilustrasi lansia di panti jompo (freepik.com/lifestylememory)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Sosial Tri Rismaharini kembali menuai kontroversi publik karena tidak setuju dengan konsep panti jompo lantaran bukan budaya Indonesia. Hal tersebut disampaikannya saat mengunjungi Aceh dalam rangka peringatan Hari Lanjut Usia (HLUN) beberapa waktu lalu.

Menurut Mensos Risma, alih-alih membawa orang tua yang sudah lansia ke panti jompo, lebih baik anak menyempatkan waktu untuk merawat orang tuanya di rumah.

"Panti jompo itu budaya luar negeri. Sebetulnya menurut saya, saya tidak setuju. Tidak sesuai dengan budaya kita. Nanti banyak anak yang berpikir, oh sudah orang tua bisa ditinggal di sana. Apa iya seperti itu? Budaya kita, agama kita, tidak mengajarkan seperti itu," ujar Mensos Risma kepada awak media baru-baru ini.

Pernyataan tersebut langsung menuai kontroversi di kalangan warganet. Tak sedikit yang menyayangkan pernyataan Mensos Risma yang dinilai seolah mendiskreditkan panti jompo. Padahal, ada banyak manfaat yang didapat lansia dengan tinggal di panti jompo.

Baca Juga: Agar Tetap Sehat dan Bugar, Ini Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Lansia

Harus diakui, panti jompo memiliki perawatan yang lebih baik dibanding anak-anak, apalagi tempat tersebut kerap didampingi tenaga kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan lansia.

"Setidaknya kalau dititipkan ke panti jompo yang perawatannya baik, yaitu (1) tersedia dokter yang jaga atau bisa dipanggil untuk periksa kesehatan, (2) ada yang memantau penggunaan obat lansia, (3) sosialisasi antara sesama lansia, (4) anak yang memang tidak mampu atau mau merawat langsung bisa terbantu," komentar akun @meutiafaradilla, dikutip suara.com, Jumat (31/5/2024).

Apalagi menurutnya tidak sedikit anak yang memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan orang tua. Hal ini, ketika anak memaksakan diri merawat orang tuanya, malah bisa memicu kekerasan. Bahkan, tidak sedikit juga lansia yang lebih nyaman tinggal terpisah dari anak-anaknya.

Di sisi lain, warganet juga mengkritisi pendapat Mensos Risma. Bahkan mereka menyandingkan budaya patriarki di Indonesia sebagai pengganti konsep panti jompo.

"Panti jompo bukan budaya kita. Budaya kita adalah menantu perempuan yang disuruh mengabdi ngurusin lansia, anak, suami, masak, kerjaan rumah, dengan nafkah minimum, yang suaminya mikir nafkah istri = uang belanja bulanan yang pas-pasan itu. Dari pagi sampai malam isinya melayani seisi rumah," timpal @ysldejour.

Baca Juga: Kenali Rukhsah Ibadah Haji untuk Jemaah Lansia dan Disabilitas

Cara Memperbaiki Kualitas Hidup Lansia

Melansir situs Universitas Airlangga, disebutkan jika lansia merupakan salah satu kelompok populasi berisiko tinggi. Tahun 2019, jumlah lansia di Indonesia mencapai 25,9 juta atau 9,7 persen dari total penduduk. Diperkirakan jumlahnya akan meningkat menjadi 48,2 juta jiwa atau 15,77 persen dari total penduduk pada 2035 mendatang.

Lantaran jumlahnya yang akan terus bertambah, sangatlah penting untuk memperbaiki atau menjaga kualitas hidup lansia, di antaranya dengan cara memperhatikan beberapa hal berikut ini:

1. Rawat kesehatan rutin

Pastikan lansia mendapatkan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mencegah dan mengelola penyakit kronis.

2. Tetap beraktivitas fisik

Dorong lansia untuk tetap aktif dengan olahraga ringan seperti berjalan kaki, senam lansia, atau yoga. Aktivitas fisik membantu menjaga kebugaran dan kesehatan jantung.

3. Nutrisi seimbang dan cukup istirahat

Berikan makanan bergizi dengan pola makan seimbang yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral. Hindari makanan tinggi gula dan lemak jenuh. Pastikan lansia mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas.

4. Dukungan emosional dan mental

Libatkan lansia dalam aktivitas yang merangsang otak seperti membaca, bermain teka-teki, atau belajar hal baru. Lalu berikan juga dukungan emosional melalui komunikasi yang terbuka dan empati. Terapi atau konseling bisa membantu jika diperlukan.

5. Libatkan dalam kegiatan sosial

Dorong partisipasi dalam kegiatan sosial seperti klub, komunitas, atau kelompok hobi. Ini membantu mengurangi rasa kesepian dan isolasi. Selain itu, pastikan juga hubungan dengan keluarga dan teman tetap erat, jadi usahakan rutin kunjungi lansia atau melakukan kontak telepon.

6. Pastikan lingkungan aman dan nyaman

Pastikan lingkungan tempat tinggal lansia aman dan nyaman. Buat penyesuaian seperti pegangan di kamar mandi atau pencahayaan yang cukup untuk mencegah kecelakaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI