Suara.com - Hingga saat ini, kasus Vina Cirebon masih saja menjadi topik hangat di berbagai kalangan. Kasus ini juga membuat banyak pihak turut berkomentar, termasuk Susno Duadji. Eks Kabareskrim Komjen (Purn) ini buka suara soal kasus pembunuhan dan pemerkosaan gadis asal Cirebon, Vina pada tahun 2016 silam itu. Susno Duaji kali ini menyoroti sosok Pegi Setiawan alias Perong, yang oleh Polda Jawa Barat ditetapkan sebagai pelaku yang buron sampai 8 tahun lamanya.
Susno Duadji turut membenarkan, namun ia juga mempertanyakan siapa saksi yang melihat langsung Pegi Setiawan melakukan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Vina dan Eky. Menurutnya, data yang ditunjukkan ke publik untuk menguatkan bahwa Pegi adalah pelaku pembunuhan Vina masih kurang kuat.
Di sisi lain, Susno Duadji tidak ingin memunculkan asumsi bahwa penyidik Polda Jawa Barat tidak melaksanakan tugas dengan baik dalam pengusutan kasus Vina Cirebon. Sebab bisa saja, mereka memang sudah mengantongi alat bukti lain yang sengaja tidak ditampilkan dalam giat rilis.
Berdasarkan komentarnya tersebut, ternyata ia juga menjadi sorotan publik. Banyak yang penasaran dengan profil Susno Duadji, hingga ingin mengulik daftar kontroversinya juga.
Daftar Kontroversi Susno Duadji yang Ikut Komentari Vina Cirebon
Ada sejumlah kontroversi dari Komjen Pol (Purn) Susno Duadji yang ikut komentari kasus Vina Cirebon, yang menarik untuk diketahui. Melihat sepak terjangnya, Susno Duadji memang cukup sering terlibat kontroversi. Pada saat masih aktif menjadi anggota Polri, dirinya sempat beberapa kali tersandung kasus-kasus besar yang menarik perhatian publik. Simak daftar kontroversi Susno Duadji satu per satu, yuk!
1. Cicak versus Buaya
Pada riwayatnya, Susno Duadji pernah menjadi sorotan ketika mencetuskan istilah Cicak versus Buaya. Bukan sembarang istilah, ternyata kiasan itu untuk menggambarkan konflik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Polri pada 2009 silam. "Ibaratnya di sini buaya, di situ cicak. Cicak kok melawan buaya”, pernyataan inilag yang mendasari awal mula kemunculan istilah Cicak versus Buaya.
2. Kode Truno 3
Selain istilah Cicak versus Buaya, Susno Duadji juga punya banyak kontroversi lain. Di antaranya adalah kode "Truno 3" dalam percakapan yang disadap oleh KPK sehubungan dengan kasus Bank Century hingga pernyataan kontroversial seperti "Jangan Pernah Setori Saya" saat dirinya menjabat sebagai Kapolda Jabar.
3. Korupsi
Susno Duadji juga pernah divonis bersalah oleh majelis hakim pada 24 Maret 2011 lalu atas kasus korupsi PT Salmah Arowana Lestari dan korupsi dana pengamanan Pilkada Jawa Barat. Namun, dirinya kemudian bebas setelah menjalani hukuman penjara selama 3 tahun 6 bulan di LP Kelas II A, Cibinong, Jawa Barat.
4. Nyaleg Setelah Terjerat Kasus Hukum
Pada April 2013 lalu, Susno Duadji diketahui telah mendaftarkan diri sebagai calon legislatif Partai Bulan Bintang. Saat itu, nama Drs H Susno Duadji, SH, MH tercatat berada di nomor urut 1 daftar bakal caleg PBB dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat I. Namun sayangnya, Ketua KPU RI Husni Kamil Manik menegaskan bahwa bakal caleg yang berstatus terpidana dipastikan tidak memenuhi syarat untuk ditetapkan dalam Daftar Calon Sementara (DCS).
5. Ngaku Diteror Usai Komentari Kasus Sambo
Kontroversi berikutnya adalah Susno Duadji mengaku pernah diteror setelah mengemukakan pandangannya terkait kasus Ferdy Sambo. Dalam sebuah stasiun TV, dirinya mengatakan bahwa ini adalah kasus pertama di mana perwira tinggi kepolisian terlibat pembunuhan.
6. Maju sebagai Bacaleg DPR RI melalui PKB
Susno Duadji sempat menyatakan maju sebagai bakal calon legislatif (bacaleg) DPR RI melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Diakuinya bahwa ia baru pertama kali mencalonkan diri sebagai caleg pada 2023. Daerah pemilihannya adalah Sumsel II dengan 11 kabupaten/kota yakni OKU Selatan, OKU, OKU Timur, OKI, OI, Prabumulih, Muara Enim, PALI, Lahat, Pagaralam, dan Empat Lawang.
7. Kritik Ditreskrimum Polda Jawa Barat Soal Kasus Vina Cirebon
Terbaru, Susno menyoroti hilangnya dua DPO kasus pembunuhan dan pemerkosaan terhadap gadis asal Cirebon yaitu Vina dan kekasihnya Eky di 2016. Bahkan, dirinya secara blak-blakan mengkritik Ditreskrimum Polda Jawa Barat terkait pernyataan tersebut.
“DPO tiga, terungkap di pengadilan. Tahu-tahu diumumkan DPO hanya satu. Nah, dua lagi ke mana? Kata polisi, itu asal sebut. Tidak boleh dong gitu”, ucap Susno Duadji di kanal YouTube Deddy Corbuzier, pada Selasa (28/5/2024).
Susno Duadji juga menyebutkan bahwa cara penyidik Polda Jawa Barat mengusut kasus kematian Vina dan Eky telah mencoreng citra Polri. Kemudian, Susno Duadji juga melihat indikasi kemalasan dari penyidik Polda Jawa Barat dalam membuka lagi penyidikan terhadap kasus kematian Vina dan juga Eky.
Dugaan itu terlihat dari bagaimana cara penyidik dalam menerbitkan DPO terhadap buronan kasus Vina dan Eky. Susno Duadji juga meyakini bahwa proses penanganan kasus kematian Vina dan Eky sebetulnya memang sudah bermasalah sejak awal peristiwa terjadi.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama