Ungkapan tersebut dimaksudkan sebagai bentuk permintaan bagi para pengamat agar tidak berpaling dari apa yang terjadi di kota Rafah.
Dimana disebutkan sebanyak 1,4 juta orang berlindung setelah melarikan diri dari pertempuran hebat di komasi lain saat Israel melanjutkan serangannya meskipun mengetahui ada banyak penduduk sipil di wilayah tersebut.
Tragedi Rafah
Seperti diketahui, militer Israel melancarkan serangan udara di area kemanusiaan yang menjadi wilayah pengungsi di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan.
Dari serangan yang terjadi pada Minggu (26/5/2024) tersebut, setidaknya 50 orang dilaporkan meninggal dunia akibat serangan tersebut dan disebutkan sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Serangan yang dilangsungkan oleh Israel tersebut menghantam area pengungsi yang ada di Rafah. Diketahui, area serangan udara Israel tersebut bahkan menghantam area Tel Al Sultan di Rafah bagian barat.
Area ini diketahui menampung ribuan pengungsi perang dan sebagian besar mereka melarikan diri dari area timur Rafah yang diserbu oleh tank-tank Israel dua minggu yang lalu.
Serangan Israel pada Rafah tersebut terjadi beberapa hari setelah Tel Aviv diperintahkan oleh Mahkamah Internasional atau ICJ untuk segera menghentikan serangannya di Rafah.
Namun, otoritas Israel menolak perintah ICJ tersebut dengan menyebut serangannya di Rafah tidak akan memusnahkan warga sipil Palestina.
Baca Juga: All Eyes on Rafah Menggema di X, Anak Tanpa Kepala Jadi Simbol Kekejaman Israel
Kontributor : Syifa Khoerunnisa