Suara.com - Fujianti Utami baru-baru ini buka-bukaan soal perasaannya hingga menyampaikan permintaan maaf pada Aaliyah Massaid jika karena dirinya, kekasih Thariq Halilintar itu harus mendapatkan banyak hujatan.
Sayangnya, cara berbicara Fuji yang dinilai sulit dipahami hingga kerap lompat-lompat ketika menjelaskan sesuatu membuat publik bertanya-tanya atas kemampuan komunikasinya.
Bahkan, saat berbicara dengan Rachel Vennya dan Erika Carlina, Fuji kesulitan untuk melakukan kontak mata. Fokusnya terlihat berantakan hingga disebut kedua temannya itu seperti penari Bali.
"Jadi gini, kalo ngomomg harus eye contact. Karena Fuji kalo ngomong sama Fuji mata dia kaya penari Bali," ucap Rachel Vennya.
Baca Juga: Tahan Tangis, Fuji Tak Kuat Dibanding-bandingkan dengan Orang Lain: Demi Allah Tersiksa
Hal ini pun membuat adik ipar mendiang Vanessa Angel tersebut membela diri dan menjelaskan kondisi kesehatan yang sebenarnya.
"Guys maaf itu aku ADHD, bukan membela diri," ungkapnya lagi.
Sebelumnnya, Fuji memang sempat mengaku jika Attention deficit hyperactivity disorder atau ADHD sudah memengaruhi kesehariannya.
Ia mengungkap jika dirinya sering tidak bisa fokus, hiperaktif, hingga tidak beraturan karena sering menabrak sesuatu saat berjalan.
"Gue kan nggak bisa fokus kan, kayak jadi budeklah, nggak bisa fokuslah, kayak hyperaktif, yang kayak nyeruduk sana-sini, nabrak sana-sini," kata dia lagi.
Baca Juga: Ingin Nikah Muda, Jadi Alasan Thariq Halilintar Putus dari Fuji dan Memilih Aaliyah Massaid
Saat ini, Fuji mengatakan jika dirinya tengah menjalani pengobatan ke psikiater meminum obat yang telah diresepkan, hingga mulai membawa perubahan pada dirinya.
Disebutkan, pemilik akun @sharvinaocta yang memposting video tersebut, ADHD pada anak perempuan memang seringkali tidak terlihat gejalanya, karena itu pada saat anak-anak jarang terdiagnosa.
"Pada anak perempuan tipe yang paling sering terlihat (dominan) adalah inatentif, jadi dianggapnya anak ini sering bengong, cenderung tidak bisa memperhatikan dengan baik (meski tidak semua yaa, ada juga yg mix). Makanya sering masking," tulisnya.
"Tau-tau pas dewasa kondisinya semakin parah karena faktor hormonal, misal saat pubertas, saat hamil, menyusui, baru terdiagnosa," tambah dia.
ADHD sendiri juga memiliki tingkatannya. Profil ADHD yang ringan saat dewasa biasanya akan lebih mudah untuk survive. Karena sebagian gejalanya akan hilang.
"Dan yang masih tersisa adalah gangguan eksekutifnya saja seperti sulit fokus, ceroboh, ngomongnya cepet-cepet, dan sering berubah topik (jumping-jumping), tidak terorganisir, ngaret mulu, gak peka, SERING LUPA, mudah gelisah, sulit mengelola emosi (ini yg sering misdiagnosa jd bipolar), hyperfocus, impulsive, fidgeting," tutup akun tersebut.