Suara.com - Diandra Paramita Sastrowardoyo alias Dian Sastro mengalami perjalanan spiritual yang cukup panjang hingga akhirnya mantap mualaf atau memeluk ajaran agama Islam saat usia 21 tahun.
Diketahui, Dian Sastro lahir di keluarga yang memiliki perbedaan keyakinan. Sang ayah Ariawan Rusdianto Sastrowardoyo adalah pemeluk agama Buddha yang dibesarkan dari keluarga Islam.
Sementara itu, ibunya Dewi Parwati Setyorini merupakan pemeluk agama Katolik. Ia pun sedari lahir hingga berusia 21 tahun mengikuti ajaran agama yang dianut oleh sang ibu.
Melansir dari unggahan kanal YouTube Denny Sumargo, terkuak bagaimana cerita pengalaman spiritual yang dialami oleh istri dari pengusaha bernama Maulana Indraguna Sutowo tersebut.
Baca Juga: Pilih Jadi Mualaf, Dian Sastro Kenang Ajaran Buddha dari Mendiang Ayah
Dian Sastro mengaku jika sebelum menjadi seorang muslimah, ia mengikuti ajaran agama Katolik seperti yang dianut oleh sang ibu. Ia pun sejak kecil bersekolah di lingkungan Katolik.
Meski demikian, artis berusia 42 tahun itu sering mempertanyakan terkait agama yang dianutnya. Ia pun kerap mencari tahu sendiri mengenai kebenaran dari keyakinan yang saat itu dianutnya.
Dian Sastro menceritakan bila dirinya benar-benar percaya Tuhan tak lama usai tragedi Bom Bali yang terjadi pada Oktober 2002. Saat itu, ia tengah berada di Bali dan hendak terbang ke Singapura.
Ia tiba di bandara sekitar pukul 03.00 dini hari. Nahas, saat itu dirinya salah turun di terrminal domestik, sehingga ia harus berjalan menuju terminal internasional yang jaraknya cukup jauh sendirian.
"Jam tiga pagi, satu orang manusia pun sepanjang sejauh mata memandang, tidak ada satupun," terang Dian Sastro.
Baca Juga: Riwayat Pendidikan Dian Sastro, Aktris yang Buka Beasiswa untuk Kuliahkan Anak Tak Mampu ke PTN
Tak hanya harus berjalan ke terminal internasional sendirian dengan barang bawaan yang begitu banyak, kesialan Dian Sastro terus berlanjut saat tiba di terminal internasional.
Artis kelahiran 1982 itu lupa menyiapkan uang untuk membayar fiskal. Ia pun tak bisa tarik tunai lantaran di sana tak ada ATM. Saat itu pun ia pasrah jika memang tak bisa terbang ke Singapura menemui sang ibu.
"Enggak ada ATM di internasional waktu itu. Di situ gue sudah lemes. 'Ya Allah terserah deh kalau memang saya nggak bisa berangkat'," ujar Dian Sastro.
Usai merasa pasrah, tiba-tiba ada seorang pegawai bandara yang membantu dirinya. Pegawai bandara tersebut membayarkan fiskal miliknya. Hal ini lah yang menjadikan ibu 2 anak itu percaya Tuhan.
"Tiba-tiba si bapak-bapak yang jaga Angkasa Pura Bali, orang Bali, 'Sini Mbak, saya bayarin aja fiskalnya'," tutur Dian Sastro.
"Tiba-tiba dibantuin sama orang enggak kenal. Di situ gue percaya Tuhan itu ada. Elu kalau doa, elu dijawab. Tergantung seberapa pasrahnya elu doa," imbuhnya.
Sebagai informasi, Dian Sastro belum lama ini mengunggah foto lawasnya bersama mendiang sang ayah.
Bukan tanpa sebab, ia mengunggah foto tersebut untuk memberikan ucapan selamat Hari Waisak untuk mendiang ayahnya yang memeluk agama Buddha.
"Happy belated Vesak Day kmrn, Bapak. Love you," tulis Dian Sastro.