Ahok lantas meneruskan pendidikan dengan mengambil S2 di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya. Ia berhasil mendapatkan gelar Master pada 1994.
Perjalanan Karier Ahok

Sebelum terjun ke politik, Ahok rupanya memulai kariernya di dunia bisnis pada tahun 1992. Kala itu, ia mengawali karier sebagai Direktur PT Nurindra Ekapersada, sebelum akhirnya pindah ke PT Simaxindo.
Usai mendapatkan cukup pengalaman, Ahok memberanikan diri membangun pabrik pengelolaan pasir kuarsa pada 1995. Pabrik pasir milik Ahok ini didirikan di Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur.
Seiiring berjalannya waktu, Ahok juga berhasil meyakinkan investor Korea untuk membangun Tin Smelter atau pelabuhan biji timah di KIAK.
Sukses di dunia bisnis, Ahok memulai peruntungannya di dunia politik. Ia bergabung dengan Partai Indonesia Baru (PIB) pada 2004. Usai bergabung, sosoknya langsung ditunjuk sebagai Ketua DPC PIB Kabupaten Belitung.
Ahok lantas maju dalam Pilkada 2024 sebagai calon Bupati Belitung Timur. Tak disangka, ia keluar sebagai pemenang dengan mengantongi suara 37.19 persen.
Namun baru dua tahun menjabat sebagai Bupati, Ahok memutuskan untuk mengundurkan diri pada 2006. Bukan tanpa alasan, ia ternyata ingin maju dalam Pilgub Bangka Belitung. Sayang, Ahok kalah melawan Eko Maulana Ali dari Golkar.
Pada 2009, Ahok maju sebagai caleg lewat Partai Golkar. Ia pun berhasil menduduki kursi anggota Komisi II DPR RI. Tetapi beberapa tahun berselang, Ahok kembali ganti partai.
Baca Juga: Ahok Digoda Megawati di Penutupan Rakernas PDIP: Namanya Bagus Tapi Kok Nasibnya Nggak Ya?
Ia memutuskan bergabung ke partai yang didirikan Prabowo Subianto, yakni Partai Gerindra. Namanya kemudian ditunjuk Gerindra untuk mendampingi Joko Widodo sebagai wakil Gubernur DKI Jakarta.