Sosok Muhiddin M Dahlan, Penulis Novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur yang Difilmkan oleh Hanung Bramantyo

Sabtu, 25 Mei 2024 | 09:11 WIB
Sosok Muhiddin M Dahlan, Penulis Novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur yang Difilmkan oleh Hanung Bramantyo
Sosok Muhiddin M Dahlan, Penulis Novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur yang Difilmkan oleh Hanung Bramantyo (Ig/@warningbooks)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sutradara Hanung Bramantyo sukses menggarap produksi film berjudul Tuhan Izinkan Aku Berdosa adaptasi novel bertajuk ‘Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur’ karya Muhiddin M Dahlan. Selain kisahnya, sosok penulis novel ini pun turut jadi perbincangan. Ini dia profil Muhiddin M Dahlan. 

Film yang sedang tayang di bioskop ini mengangkat isu sensitif dengan tokoh utama seorang pelacur. Tuhan, zinkan Aku Berdosa mengangkat kisah tentang Nadya Kirani alias Kiran yang merupakan seorang anggota rohis di kampusnya. Ia berkeinginan untuk segera lulus agar bisa gantian dalam membiayai kehidupan orangtuanya. 

Kondisi ekonomi keluarganya yang tidaj stabil karena sang ayah  seorang pensiunan dan sedang sakit keras, serta ibunya seorang ibu rumah tangga biasa, membuat Kiran selalu merasa bersalah setiap kali mendapat kiriman uang dari orangtuanya. 

Singkat cerita, Kiran dilamar oleh seorang ulama untuk menjadi istri ketiga namun kemudian terjadi masalah. Namun masalah yang dihadapi Kiran tersebut rupanya berbuntut panjang, sampai-sampai ia dituding melecehkan ulama besar. Bahkan kedua orangtua Kiran percaya dengan fitnah dari ulama itu. 

Kemudian muncul Ami, seorang pelacur paruh baya yang menolong Kinan keluar dari kondisi itu. Kehidupan Kinan pun seketika berubah. 

Profil Muhiddin M Dahlan 

Muhiddin M Dahlan pria yang akrab dengan sapaan Gus Muh itu merupakan seorang penulis dan sastrawan. Muhiddin M Dahlan lahir pada tanggal 12 Mei 1978 di Pantai Barat, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. 

Gus Muh sapaan akrabnya, lahir dari keluarga nelayan dan mempunyai tiga orang saudara. Pendidikan dasarnya dihabiskan di Desa Tondo dan begitu mengagumi sepakbola. 

Pendidikan menengah pertama ia tempuh di Kecamatan Sirenja sampai akhirnya meninggalkan Kabupaten Donggala untuk melanjutkan sekolah di STM Negeri Kota Palu. Gus Muh lantas melanjutkan pendidikannya di IKIP Yogyakarta dan IAIN Sunan Kalijaga namun keduanya tak diselesaikan. 

Akan tetapi, ia tetap tinggal di Yogyakarta dan menekuni dunia baca tulis dan secara total menjalaninya hingga sekarang. Ia mulai dikenal sejak produktif menulis esai, artikel, hingga resensi di berbagai media massa. 

Puncak kariernya terjadi saat menulis beberapa novel yang kontroversial misalnya seperti “Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur” dan “Lekra Tak Membakar Buku.” Lebih dari 20 judul buku juga sudah ditulis dari tangannya dan beberapa ada yang menjadi bahan penelitian pada bidang sastra. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI