Syahrini dan Reino Barack Diduga Punya Bayi Kembar, Benarkah karena Bayi Tabung?

Kamis, 23 Mei 2024 | 13:55 WIB
Syahrini dan Reino Barack Diduga Punya Bayi Kembar, Benarkah karena Bayi Tabung?
Syahrini mengumumkan kehamilan anak pertama (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Syahrini diduga hamil anak kembar setelah baru-baru ini memamerkan baby bump di media sosial pribadinya bersama suaminya, Reino Barack. Dugaan ini membuat publik ikut bertanya tentang cara hamil anak kembar. Kira-kira ada trik khusus nggak sih?

Dalam unggahan Instagram pribadinya dilihat suara.com, Kamis (23/5/2024) tampak pasangan suami istri yang menikah pada 2019 ini di memancarkan aura kebahagiaan. Bahkan terlihat Reino sangat menyayangi perempuan kelahiran Sukabumi, 1 Agustus 1980 ini karena sudah mengandung anak pertamanya.

Dugaan pelantun Sesuatu itu mengandung bayi kembar karena kehamilan membuat perutnya sangat membesar, padahal perempuan berusia 43 tahun itu belum lama mengumumkan kehamilannya.

Mengutip Medical News Today, dipastikan tidak ada metode yang terbukti efektif hingga diklaim sebagai cara hamil anak kembar. Tapi ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan peluang hamil bayi kembar.

Baca Juga: Dasar Julid, Ada yang Ragukan Kehamilan Syahrini sampai Tagih Bukti USG

Syahrini mengumumkan kehamilan anak pertama (Instagram)
Syahrini mengumumkan kehamilan anak pertama (Instagram)

Bayi kembar bisa terjadi karena adanya dua sel telur terpisah dibuahi dalam rahim secara bersamaan. Kondisi ini juga bisa terjadi ketika ada satu sel telur yang telah dibuahi lalu terbelah menjadi dua embrio.

Menariknya, ternyata kehamilan anak kembar juga semakin lumrah terjadi di masa kini dibanding masa lalu. Hal ini sesuai dengan data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukan kelahiran bayi kembar semakin meningkat dua kali lipat selama 40 tahun terakhir.

Adapun seseorang perempuan berpeluang tinggi hamil bayi kembali jika kehamilan terjadi berkat bantuan perawatan kesuburan atau In Vitro Fertilization (IVF) alias bayi tabung di usia 35 tahun ke atas. Ini sudah terbukti di Amerika Serikat yang menunjukan perawatan kesuburan menyumbang lebih dari sepertiga dari kehamilan anak kembar.

Berikut ini beberapa peluang hamil anak kembar yang perlu diketahui:

1. Genetik keluarga

Baca Juga: Umumkan Hamil, Tengok Deretan Gaya Syahrini Pakai Hermes buat Tutupi Perut Buncit

Seorang perempuan lebih berpeluang hamil bayi kembar jika memiliki riwayat keluarga dengan kelahiran anak kembar. Riwayat keluarga dengan anak kembar dari pihak ibu lebih meningkatkan kemungkinan ini, dibandingkan riwayat keluarga dari pihak ayah. Bahkan peluang ini cukup besar meskipun tanpa melalui proses bayi tabung atau perawatan kesuburan.

2. Metode bayi tabung

IVF atau bayi tabung meningkatkan kemungkinan hamil anak kembar, karena saat proses bayi tabung dilakukan dokter akan mengekstraksi sel telur dan membuahinya dengan sperma suami di laboratorium untuk menghasilkan embrio.

Embrio yang sudah dibuahi dimasukan ke dalam rahim perempuan. Umumnya untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan kehamilan, dokter bisa memasukan lebih dari satu embrio ke dalam rahim. Sehingga bayi kembar bisa terjadi jika kedua embrio berhasil ditanam dan berkembang di dalam rahim.

3. Perawatan kesuburan

American Society for Reproductive Medicine (ASRM) mencatat faktor utama yang meningkatkan kemungkinan memiliki anak kembar adalah penggunaan perawatan kesuburan.

Beberapa obat kesuburan bekerja dengan menstimulasi indung telur wanita, yang terkadang menyebabkan mereka melepaskan lebih dari satu sel telur. Jika sperma membuahi kedua sel telur ini, maka bisa menghasilkan anak kembar.

4. Perempuan hamil di atas 30 tahun

Menurut Office on Women's Health, perempuan yang berusia 30 tahun ke atas lebih mungkin hamil anak kembar. Ini karena pada usia ini perempuan lebih besar kemungkinan melepaskan lebih dari satu sel telur selama siklus reproduksinya dibanding perempuan lebih muda.

5. Tinggi dan berat perempuan

ASRM melaporkan kembar non identik lebih sering terjadi pada perempuan bertubuh tinggi atau lebih gemuk dibandingkan perempuan bertubuh kecil. Alasannya tidak jelas, tapi mungkin karena nutrisi yang lebih baik.

Perempuan dengan berat badan lebih tinggi juga kemungkinan memiliki lebih banyak sumber daya yang tersedia untuk perkembangan janin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI