Suara.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menuai banyak kritik usai munculnya kebijakan baru soal kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di sejumlah perguruan tinggi.
Banyak pihak menilai kenaikan UKT itu tidak rasional. Namun, Nadiem Makarim sendiri menegaskan jika kenaikan UKT tidak akan mempengaruhi mahasiswa. Ia juga menekankan kebijakan tersebut tidak akan menyebabkan mahasiswa putus kuliah.
"Tidak ada mahasiswa yang seharusnya gagal kuliah atau tiba-tiba harus membayar lebih banyak akibat kebijakan ini," kata Nadiem.
Pernyataan Nadiem Makarim mengenai kebijakan kenaikan UKT di sejumlah perguruan tinggi ini sontak menjadi perbincangan di media sosial. Latar belakang pendidikan Mendikbudristek ini pun tak luput dari gunjingan netizen.
Baca Juga: Isi Garasi 'Ngenes' Nadiem Makarim: Mendikbud Punya Harta Rp4,8 T, Disorot Gegara Kenaikan UKT
Diketahui, Nadiem Makarim mengenyam pendidikan dari sekolah menengah atas (SMA) hingga kuliah di luar negeri. Ia menempuh pendidikan sekolah menengah atas (SMA) di Singapura, yaitu SMA United World College of Southeast Asia.
Setelah lulus dari SMA, Nadiem Makarim kemudian melanjutkan kuliah S1 Hubungan Internasional Brown University, Amerika Serikat dan selanjutnya mengambil kuliah S2 Master of Business Administration Harvard Business School, Amerika Serikat.
Mengetahui Nadiem Makariem menempuh pendidikan semenjak bangku SMA di luar negeri, warganet berkomentar nyinyir. Mengutip dari unggahan akun X @/garethstud pada Rabu (22/5/2024), warganet menyebut Mendikbudristek tak menapak tanah.
"Ya pantas beliau tidak napak tanah," kata warganet.
Unggahan akun X tersebut pun menuai beragam respons dari warganet lainnya yang juga menyinyiri Nadiem Makarim. Warganet menyebut Nadiem Makarim tidak memiliki kapasitas sebagai Mendikbudristek.
Baca Juga: Deretan Kebijakan Kontroversial Nadiem Makarim, Kini Dikritik Perkara Kenaikan UKT
"Kerja bukan pada tempatnya ini mah. Penempatannya salah," komentar warganet.
"Pebisnis jadi menteri pendidikan aja udah aneh. Udah gitu enggak ngerasain KKN," timpal warganet.
"Yah pantas enggak pernah nengok pendidikan di Indonesia," imbuh warganet.
"Gue dari awal dia diangkat udah mikir sih kalau implementasi dari ilmu yang dia ambil di LN bakal enggak berjalan dengan baik kalau diterapkan di Indonesia," tambah warganet.
"Tolong dong ke depan kalau nyari menteri pendidikan yang udah pernah merasakan pendidikan di Indonesia," komentar warganet lainnya lagi.