Suara.com - Kenaikan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) di beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tengah menjadi sorotan masyarakat Indonesia. Tak hanya membuat resah para orang tua, hal ini juga ternyata bisa memicu stres dan cemas para pelajar Indonesia.
Hal ini dibenarkan oleh Psikolog Klinis Dewasa, Nirmala Ika. Menurutnya, risiko kecemasan pelajar ini terjadi karena ambisi dan usaha yang sangat jauh dari kenyataan. Khususnya pelajar yang memiliki kemauan kuat meraih pendidikan setinggi mungkin di PTN impiannya.
"Jadi kalau bicara konsep ambisi itu ada kenyataan sama usaha. Jadi ambisinya masuk universitas tertentu, dia berusaha mencapainya dengan belajar dan berprestasi sebaik mungkin, kemudian malah terpentok kenyataan biaya masuk sangat besar dan orang tua nggak mampu," ujar Nirmala saat dihubungi suara.com, Selasa (21/5/2024).
Nirmala mengatakan bahwa meskipun orang tua sudah menabung, namun UKT di beberapa PTN ini memang naik drastis dengan kisaran 30 hingga 50 persen, yang akhirnya membuat tabungan dana pendidikan sulit mencapai target.
Baca Juga: DPR Minta Nadiem Segera Revisi Aturan soal Kenaikan UKT
Apalagi menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi atau kenaikan biaya pendidikan di Indonesia mencapai 10 hingga 20 persen per tahun. Sehingga kenaikan biaya UKT kali ini jumlahnya dinilai sangat besar dan cenderung mendadak.
"Jadi di saat siswa atau pelajar yang berambisi ini dengan cara berusaha belajar keras dengan harapan memperkecil jarak untuk mewujudkan kenyataan, tapi ternyata rentang jarak itu sangat besar yang akhirnya jadi timbul stres dan cemas tadi," jelas psikolog yang juga Co-founder of Enlightmind itu.
Berdasarkan kenyataan ini, Nirmala mengaku tidak heran apabila banyak anak Indonesia berprestasi dan berbakat lebih pilih sekolah di luar negeri. Apalagi banyak universitas di negara maju yang menyediakan biaya pendidikan tinggi gratis.
"Aku sering lihat di Instagram, banyak yang akhirnya terdorong kuliah ke luar negeri. Yakin emang nanti (anak berbakat ini) mau balik ke Indonesia? Peluang beasiswa di luar negeri lebih besar. Di Jerman itu pendidikan gratis, kita tinggal lihat anak yang berusaha keras, lalu bahasa Jerman bagus, bisa kuliah gratis di sana," ungkap Nirmala.
Biaya UKT di Berbagai PTN Naik Drastis Hingga 500 Persen
Baca Juga: Nadiem Jamin Kenaikan UKT Mahasiswa akan Rasional: Kami Hentikan Kalau Tak Masuk Akal
Banyak Perguruan Tinggi Negeri (PTN) telah merilis biaya kuliah terbarunya untuk tahun akademik 2024/2025. Informasi UKT terbaru tak sedikit membuat mahasiswa kaget.
Pasalnya, beberapa kampus menaikkan besaran UKT hingga beberapa kali lipat dibandingkan tahun 2023. Selain itu, kampus juga ada yang merubah penggolongan besar UKT.
Beberapa universitas yang menaikkan biaya UKT di antaranya Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Brawijaya, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan masih banyak lagi.
Bahkan khusus Unsoed, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI di Komplek Parlemen beberapa waktu lalu, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsoed Maulana Ihsan menyebut, biaya UKT melambung hingga mencapai 300 hingga 500 persen.
"Yang kami resahkan, UKT di Unsoed itu naik melambung sangat jauh tinggi. Naik bisa 300%-500%. Contoh di fakultas saya sendiri, dari fakultas peternakan, sebelumnya Rp2,5 juta, sekarang naik jadi Rp 14 juta," jelas Maulana.