Gaya Unik Presiden Fiji Dalam Gelaran WWF ke-10 di Bali Tuai Sorotan, Padukan Jas dengan Rok!

Dinda Rachmawati Suara.Com
Selasa, 21 Mei 2024 | 14:50 WIB
Gaya Unik Presiden Fiji Dalam Gelaran WWF ke-10 di Bali Tuai Sorotan, Padukan Jas dengan Rok!
Presiden Fiji Wiliame Maivalili Katonivere bersama Presiden Joko Widodo di KTT WWF ke-10 di Bali (YouTube/Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaran World Water Forum atau WWF 2024. Acara ini diselenggarakan pada tanggal 18-25 Mei 2024 di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali.

Acara kenegaraan ini dihadiri oleh para pemimpin dunia, salah satunya Presiden Fiji, Wiliame Maivalili Katonivere yang mencuri perhatian pada pembukaan gelaran bergengsi tersebut karena gaya uniknya.

Pasalnya dalam acara tersebut, Katonivere tampak datang memadukan jas hitamnya dengan rok pendek selutut. Ia menambahkan dasi merah di atas kemeja putihnya, serta sepatu pantofel hitam. 

Pria 60 tahun tersebut hadir di lokasi acara pada pukul 08.90 WITA dan langsung disambut Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berfoto bersama.

Baca Juga: Bos Tesla Elon Musk Tak Kebagian Mobil Listrik saat Berkunjung ke Bali, Malah Pakai Mobil Lawas

Gaya Unik Presiden Fiji Wiliame Maivalili Katonivere Pakai Rok saat pembukaan KTT WWF di Bali (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI)
Gaya Unik Presiden Fiji Wiliame Maivalili Katonivere Pakai Rok saat pembukaan KTT WWF di Bali (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI)

Penampilannya ini tentu saja mencuri perhatian, terlebih jika dibandingkan dengan pemimpin negara lainnya, yang memadukan jasnya dengan celana panjang senada. 

Rupanya, rok yang dikenakan Katonivere disebut dengan sulu. Diketahui, dalam budaya Fiji seorang pria memang biasa mengenakan rok seperti yang dikenakannya. Lantas apa itu sulu?

Etimologi kata sulu (pengucapan: soo-loo) secara harafiah berarti pakaian atau kain dalam bahasa iTaukei. Sulu pertama kali dibawa oleh misionaris yang datang dari Tonga pada abad ke-19 dan awalnya dipakai oleh orang iTaukei Fiji untuk menunjukkan perpindahan mereka ke agama Kristen. 

Sekarang sulu dianggap sebagai pakaian nasional Fiji yang terdiri dari kain persegi panjang dengan panjang yang bervariasi, antara di bawah lutut dan sepanjang mata kaki, dililitkan di pinggul dan diikat secara tradisional dengan cara diikat di pinggang atau memiliki karet pinggang elastis. 

Di Fiji, sulu dipandang sebagai ekspresi identitas etnis Fiji. Mengenakan sulu sering kali diwajibkan bagi warga Fiji di lingkungan tertentu, bahkan sebelumnya, anggota etnis lain terkadang dilarang mengenakannya. Namun kini, siapa saja boleh mengenakan sulu. 

Baca Juga: Hyundai Kerahkan Ioniq 5 dan 6 untuk Angkut Tamu VIP di World Water Forum 2024 Bali

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI