5 Fakta Tentang Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Meninggal Dalam Kecelakaan Helikopter

Dinda Rachmawati Suara.Com
Senin, 20 Mei 2024 | 19:30 WIB
5 Fakta Tentang Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Meninggal Dalam Kecelakaan Helikopter
Presiden Iran Ebrahim Raisi. [Reuters]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Iran Ebrahim Raisi dinyatakan meninggal pada Senin (20/5/2024) pagi setelah helikopter yang ia tumpangi bersama pejabat senior lainnya jatuh di provinsi Azerbaijan Timur.

"Helikopter Presiden Raisi terbakar habis dalam kecelakaan (helikopter) itu. Sayangnya, semua penumpang dikhawatirkan tewas," kata pejabat Iran, sebagaimana telah dikutip Reuters.

Tentu saja, tewasnya Ebrahim Raisi langsung membuat dunia menyorot sosoknya. Pemimpin politik berusia 63 tahun ini merupakan politisi garis keras dan konservatif secara agama. Berikut adalah fakta tentang pria yang juga disebut sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW tersebut.

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi ditemukan hancur di perbukitan, Senin (20/5/2024). [Kantor Berita Iran, IRNA]
Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi ditemukan hancur di perbukitan, Senin (20/5/2024). [Kantor Berita Iran, IRNA]

1. Gagal Pemilihan Presiden Pada 2019 dan Mencalonkan Kembali Pada 2021

Raisi pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2017 melawan Hassan Rouhani, yang mencalonkan diri kembali. 

Setelah kekalahannya, Raisi mulai merencanakan kampanye presiden berikutnya. Pada bulan Juni 2021, ia memperoleh 62 persen suara. Ia mendapatkan hampir 18 juta dari hampir 29 juta surat suara, menurut Menteri Dalam Negeri Rahmani Fazli. 

Banyak warga Iran yang berpikiran reformis menolak ikut serta dalam pemilu yang dianggap sudah pasti akan terjadi. Tingkat partisipasi pemilih secara keseluruhan hanya 48,8% – terendah sejak berdirinya Republik Islam Iran pada tahun 1979.

2. Disebut merupakan kelompok "panel kematian"

Menurut berbagai kelompok hak asasi manusia, dikutip CNN, Raisi adalah bagian dari "panel kematian" yang beranggotakan empat orang, yang diduga mengawasi eksekusi massal hingga 5.000 tahanan politik. 

Baca Juga: Tanda Tanya Di Balik Jatuhnya Helikopter Tewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi

Raisi tidak pernah secara terbuka mengomentari tuduhan tersebut, namun diyakini bahwa ia jarang meninggalkan Iran karena takut akan pembalasan atau keadilan internasional atas eksekusi tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI