Suara.com - Ahli hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra membuat keputusan bulat mengundurkan diri sebagai Ketua Umum atau Ketum Partai Bulan Bintang (PBB).
Para politisi sontak kaget lantaran karier Yusril Ihza Mahendra telah mencapai puncaknya dan ia rela melepas jabatan menterengnya tersebut.
Publik juga menduga-duga bahwa Yusril telah mendapatkan jabatan yang lebih bergengsi di pemerintahan Prabowo sehingga ia mau mundur sebagai Ketum PBB.
Kabar tersebut diungkap oleh Sekjen PBB Afriansyah Noor. Afriansyah kepada wartawan, di Markas PBB, Jakarta Selatan, Sabtu (18/5/2024) mengungkap bahwa Yusril 'turun takhta' bebarengan dengan Musyawarah Dewan Partai (MDP) yang digelar di Markas PBB, Jakarta Selatan, Sabtu (18/5/2024).
Baca Juga: Rika Tolentino Kato
Lantas, bagaimana karier Yusril Ihza Mahendra yang kini rela mundur sebagai orang nomor satu di partai itu?
Yusril Ihza Mahendra: Sosok ahli HTN yang nyemplung ke politik praktis
Sebelum menjadi seorang tokoh partai, Yusril Ihza Mahendra adalah seorang akademisi. Ia adalah seorang dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang mengampu berbagai mata kuliah dari Hukum Tata Negara, Perbandingan Hukum Tata Negara, Teori Ilmu Hukum, hingga Kajian Keislaman.
Selama mengabdi sebagai akademisi, ia telah menelurkan ide-idenya dalam berbagai karya tulis buku seperti Dinamika Tata Negara Indonesia: Kompilasi Aktual Masalah Konstitusi, Dewan Perwakilan, dan Sistem Kepartaian dan Membangun Indonesia yang Demokratis dan Berkeadilan.
Karier Yusril dimulai ketika ia mendapat panggilan dari Istana Negara pada era Soeharto. Ia ditawari jabatan di Sekretariat Negara. Ia mengemban tugas besar menulis surat Kepresidenan buat Soeharto.
Baca Juga: Yusril Ihza Mahendra
Meski Soeharto turun takhta dengan berakhirnya Orde Baru, Yusril Ihza Mahendra tetap bisa berkarier di Sekretariat Negara.
Ia juga melanjutkan kontribusinya dengan menulis surat buat BJ Habibie yang meneruskan kepemimpinan Soeharto.
Selain itu, ia berkesempatan menjadi Menteri Sekretaris Negara di bawah komando Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY.
Yusril ditugasi untuk merancang kata-kata dan kalimat yang tegas bagi SBY dalam pidatonya. Tercatat, ada 300 naskah pidato SBY yang ditulis oleh Yusril Ihza Mahendra.
Ternyata, pria kelahiran Manggar, Belitung Timur ini berkali-kali mengemban kesempatan sebagai menteri di bawah berbagai presiden.
Pertama, ia menjabat sebagai Menteri Hukum dan Perundang-undangan Indonesia di era Presiden RI Abdurrahman Wachid alias Gus Dur.
Lalu, ia diangkat oleh Presiden Megawati Soekarnoputri sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Tak cukup di situ, Yusril hattrick menjadi menteri di era SBY, yakni Menteri Sekretaris Negara Indonesia.
Kontributor : Armand Ilham