Suara.com - Banyak orang tua dibuat kelimpungan dengan biaya kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN), karena ini artinya mereka harus mengeluarkan dana pendidikan yang lebih besar dari prediksi awal.
Bahkan, kenaikan biaya UKT ini berada di angka yang tak main-main, yaitu di kisaran 30 hingga 50 persen dari tahun lalu. Padahal, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, inflasi atau kenaikan biaya pendidikan di Indonesia mencapai 10 hingga 20 persen per tahun.
Beberapa universitas yang menaikkan biaya UKT di antaranya Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Brawijaya, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan masih banyak lagi.
Menanggapi hal ini, perencana keuangan Rista Zwestika mengingatkan meski biaya UKT naik bukan berarti orangtua mengabaikan tabungan dana pendidikan untuk sang buah hati di kemudian hari. Ini karena manfaat tabungan dana pendidikan bisa membantu persiapan sekolah anak ke jenjang yang lebih tinggi.
Baca Juga: Efek UKT Naik Bisa Tambah Angka Putus Sekolah dan Perparah Kesenjangan Sosial
"Jawabannya tidak sesederhana itu (gampang menganggap tabungan pendidikan percuma). Persiapan dana pendidikan tetaplah penting, meskipun biaya pendidikan mengalami kenaikan," ujar Rista saat dihubungi suara.com beberapa waktu lalu.
Rista mengakui jika tabungan dana pendidikan tidak lantas menjamin anak bisa kuliah di PTN yang diharapkan. Namun, orang tua tetap harus memantau perkembangan biaya pendidikan anak, agar bisa menentukan strategi pembayaran yang tepat.
Nah, berikut ini cara mempersiapkan tabungan dana pendidikan anak yang bisa dilakukan orang tua:
1. Mulai menabung sejak dini
Perempuan yang juga Head Advisory & Investment Operation PINA itu meyakini jika waktu adalah teman terbaik untuk menabung dan berinvestasi. Sehingga menabung biaya pendidikan sejak awal akan meringankan kebutuhan sekolah anak di kemudian hari.
"Semakin awal orang tua mulai menabung, semakin banyak waktu yang mereka miliki untuk mengumpulkan dana pendidikan," papar Rista.
2. Realiastis menentukan target dana pendidikan.
Orang tua perlu mempertimbangkan biaya pendidikan saat ini dan memperkirakan kenaikan biaya di masa depan. Maksud dari realistis yaitu target biaya sesuai kemampuan menabung dari penghasilan yang didapatkan orang tua, jangan memaksakan masuk ke PTN dengan biaya tinggi yang tidak sesuai pemasukan yang didapatkan.
3. Memilih produk investasi tepat
Ada berbagai produk investasi yang dapat digunakan untuk menabung dana pendidikan, seperti deposito, reksadana, atau asuransi pendidikan. Rista menyarankan sebaiknya pelajari dengan seksama prospek setiap instrumen investasi, yang bisa disesuaikan dengan berapa tahun lagi uang tersebut akan digunakan.
4. Rutin periksa strategi biaya pendidikan
Orang tua perlu memantau perkembangan biaya pendidikan dan menyesuaikan strategi pembiayaan mereka secara berkala.
"Dengan persiapan yang matang, diharapkan orang tua dapat memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka tanpa terbebani biaya yang terlalu besar," pungkas Rista.