Alhasil, banyak penderita empty sella syndrome yang tidak memiliki gejala, atau bahkan tidak menyadari bahwa mereka memiliki penyakit ini.
Namun, pada beberapa orang, empty sella syndrome dapat menyebabkan berkurangnya produksi satu atau lebih hormon yang dibuat oleh kelenjar pituitari. Gejala yang mungkin dialami juga tergantung pada kekurangan hormon tertentu.
Kendati demikian, ada beberapa gejala empty sella syndrome yang mungkin bisa disadari penderita. Berikut gejala-gejalanya:
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Gangguan penglihatan
- Gangguan menstruasi
- Infertilitas
- Gangguan pertumbuhan pada anak-anak
Penyakit empty sella syndrome ini sendiri terkadang sulit dibedakan dari radang otak. Walau begitu, sebenarnya banyak perbedaan antara empty sella syndrome dengan radang otak.
Radang otak biasanya terjadi karena infeksi atau virus yang menyerang bagian otak. Selain virus, radang otak juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, jamur, atau reaksi autoimun.
Selebihnya, radang otak dan empty sella syndrome diketahui memiliki kesamaan dalam gejala. Tetapi kabar baiknya, dua penyakit ini bisa dibedakan jika penderita melakukan pemeriksaan MRI.
Kontributor : Dea Nabila