Kenapa Gen Z Mudah Sekali Bicara dengan Kata Kasar? Psikolog Sarankan Hal Ini Kepada Orang Tua

Minggu, 19 Mei 2024 | 16:55 WIB
Kenapa Gen Z Mudah Sekali Bicara dengan Kata Kasar? Psikolog Sarankan Hal Ini Kepada Orang Tua
Ilustrasi generasi z (Freepik.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perilaku anak-anak muda generasi Z atau Gen Z agak mengkhawatirkan orang-orang yang lebih tua dari mereka, terutama mengenai caranya berbicara dan pemilihan kata-kata yang digunakan. Sebab, Gen Z dinilai lebih sering berbicara dengan kata kasar dan tak pantas bila dibandingkan dengan generasi di atas mereka. 

Psikolog Ajeng Raviando mengungkapkan kalau kekinian juga makin banyak orang tua yang konsultasi mengenai sikap anak-anak mereka yang seperti mudah berkata kasar.

"Sebagai psikolog saya sering sekali dapat konseling orang tua yang bilang, 'mba mau liat gak chat-an anak saya, masa gini'. Mereka jadi punya kekhawatiran apakah anaknya benar melakukan hal seperti yang diucapkan itu," cerita Ajeng ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu. 

Ilustrasi Gen Z (Pexels/cottonbro studio)
Ilustrasi Gen Z (Pexels/cottonbro studio)

Menurutnya, penyebab kebanyakan Gen Z mudah berkata kasar karena terkena pengaruh dari budaya luar negeri. Mudahnya akses internet membuat anak-anak itu bisa leluasa menjangkau konten dari belahan negara mana pun. Sayangnya, ketika biasa terkena konten dengan kata-kata kasar dari luar negeri, anak tersebut belum mampu memfilter ucapan yang pantas dan sesuai dengan norma masyarakat Indonesia. 

Baca Juga: Gak Melulu Soal Kesehatan: Ini Sederet Alasan Baby Boomer, Milenial, Hingga Gen Z Pilih Jadi Vegetarian

"Di belahan dunia lain itu mungkin hal yang wajar saja, tapi bagi norma Asia itu kasar, sedangkan kalau di sana bahasa pergaulan di sana saja. Karena influence-nya besar, makanya kalau gak punya believe syrem yang kuat rentan kena mempengaruh eksternal. Makanya di generasi yang sekarang itu dianggap wajar," tuturnya.

Meski begitu, Ajeng menambahkan, anak biasanya hanya berani bertutur kata kasar kepada temannya yang sebaya juga di media sosial. Bila sudah begitu, Ajeng menyarankan kepada orang tua harus bisa menjadi contoh bagi anak dengan selalu bertutur kata yang baik dan lembut. 

"Sebenarnya yang paling utama adalah bagaimana sebagai orang tua bisa menjadi role model bagi anak. Orang tua harus bisa menjadi contoh untuk tidak pernah mengeluarkan kata-kata kasar karena menjadi bukti buat anak kalau orang tua berkomitmen gitu," saran Ajeng.

Menurut Ajeng, langsung memberikan contoh kepada anak jauh lebih efektif untuk mendidiknya daripada sekadar menasihati atau bahkan memberi hukuman.

Apabila orang tua kelepasan berkata kasar di depan anak, hindari menyangkalnya atau membuat alasan. Sebaliknya, minta maaf pada anak dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi. 

Baca Juga: Apa Itu The Nuruls? Istilah Baru Gen Z yang Viral di Media Sosial

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI