Suara.com - Sosok Nimas Sabella tengah menuai simpati luas dari publik di media sosial. Pasalnya, perempuan asal Surabaya ini menjadi korban teror oleh mantan teman sekelasnya, Adi Pradita.
Tak main-main, Adi meneror Nimas selama 10 tahun, tepatnya saat keduanya masih duduk di bangku SMPN 34 Surabaya. Dalam periode satu dekade, Adi tak henti-hentinya melakukan pelecehan seksual hingga serangan psikis ke Nimas lewat media sosial.
Melalui akun X resminya, @runeh_, Nimas mengaku dirinya tidak tinggal diam. Ia menceritakan sempat melabrak dan menghajar Adi dengan helm pada 2020 silam. Aksi itu dilakukan Nimas saking sudah kesalnya dengan kelakuan Adi.
"2020 aku wes ngelabrak nang ngarep gang e (2020 sudah aku labrak di depan gang rumah Adi). Tak kepruk nggawe helm KYT ireng (Adi aku hantam pakai helm hitam)," curhat Nimas seperti dikutip Suara.com, Minggu (19/5/2024).
Baca Juga: Belasan Penumpang Pikap Kompak Pakai Helm, Tapi Tetap Kena Tilang Polisi
Bukan tanpa alasan, Nimas mengaku awalnya sudah mengajak ngomong Adi secara baik-baik. Tepatnya ia meminta agar Adi berhenti menerornya.
Permintaan ini sudah disampaikan ke Adi sebanyak 3 kali di rumahnya. Namun, Adi malah mengabaikan sikap baiknya dan tetap melakukan teror di media sosial. Hal ini membuat Nimas habis kesabarannya.
"Aku ngelakuin ini karena (Adi) sudah diajak ngomong baik-baik. 3 kali (Adi) ke rumahku, nihil (tidak berubah)," lanjut Nimas.
Akhirnya, Nimas pun menyerang Adi dengan menggunakan helm. Aksinya itu bahkan membuat Adi sampai menangis.
"Mari dikepruk helm, mek nangis 3 dino terus pancet neror (Setelah dikepruk helm, Adi cuma nangis 3 hari kemudian lanjut neror). Aku minta ketemu orang tuanya, tapi dihalang terus. Aku gak meneng rek (aku gak diam guys)," pungkas Nimas Sabella.
Baca Juga: Gaya Pacaran Mahalini dan Rizky Febian Bak Cabe-cabean Zaman Now, Hanya Gunakan Motor Merakyat
Pengakuan Nimas yang sempet melawan Adi itu langsung ramai dikomentari warganet. Hingga berita ini dipublikasikan, pengakuannya ini telah dibaca 2 juta kali dan mendapatkan 17 ribu tanda suka.
"Mbak tak iuran seratus buat bawa dia ke psikiater," celetuk warganet.
"Kurang kalau helm, mending pakai batu pedas," saran warganet.
"Nek misal aku nang posisimu ya mesti bingung arep lapor polisi opo damkar, soale rupane masuk dadi copet karo codot," celetuk warganet.
"Mbak laporno nang polisi wes mbak, bawa perangkat desa/RT/RW/ortunya mbaknya, kalau ada kenalan tentara/orang yang galak banget sekalian bawa mereka jdi saksi, jadi kalau semisal disuruh nyelesaiin secara kekeluargaan bisa diamuk sekalian polisi e," tambah yang lain.
"Uda dipukul pakai helm masih gaa mempan. Bagusnya langsung dikubur jadi pupuk ini orang biar manfaat dikit hidupnya," komentar warganet.