Suara.com - Profil dan jejak karir Tjitjik Sri Tjahjandarie menjadi sorotan usai sebut pendidikan perguruan tinggi bersifat tersier. Perguruan tinggi ditujukan kepada siswa lulusan SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah yang ingin mendalami suatu ilmu lebih lanjut.
Hal itu disampaikan Tjitjik Sri Tjahjandarie, Pelaksana Tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Ristek paska lembaga Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) dikritik menerapkan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang mahal. UKT paling kecil sebesar Rp500.000 untuk kelompok 1 dan Rp1 juta untuk kelompok dua.
UKT merupakan salah satu kebijakan yang dibuat pemerintah untuk meringankan beban biaya sekolah di perguruan tinggi bagi masyarakat. Pemerintah merilis kebijakan itu sebagai bentuk kepedulian memberikan akses pendidikan tinggi ke semua kalangan, baik kalangan yang mampu maupun tidak.
Tjitjik menjelaskan pendidikan tinggi termasuk tersiery education, makanya pendanaan pemerintah lebih diutamakan untuk membantu program pendidikan wajib belajar sembilan tahun. Perguruan Tinggi Negeri (PTN) mendapatkan bantuan dana operasional melalui lembaga Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Besaran dana belum tentu dapat menutupi seluruh biaya perkuliahan.
Baca Juga: UKT Naik, Pinjaman Siswa Peluang atau Bahaya? Pakar Keuangan Ungkap Risikonya!
Statement tersebut langsung menarik perhatian masyarakat yang mempedulikan pendidikan putra putrinya. Mereka menjadi ingin tahu siapa dan seperti apa profil dan jejak karir Tjitjik Sri Tjahjandarie. Dikutip dari website kemdikbud.go.id, berikut profil dan jejak karir Tjitjik Sri Tjahjandarie.
Riwayat Pendidikan
Tjitjik Sri Tjahjandarie merupakan lulusan Sarjana Ilmu Kimia, FMIPA, Universitas Airlangga tahun 1987. Ia kemudian melanjutkan pendidikan dan meraih gelar Doctor of Philosophy (Organic Chemistry), dari University Western Australia di tahun 1997. Di tahun 2020, Tjitjik menjadi Guru Besar Bidang Kimia Organik, Universitas Airlangga.
Saat ini ia menjabat sebagai Pelaksana Tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. Ia berkantor di Komplek Kemendikbudristek, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta.
Perjalanan karir
Tjitjik mengawali karir di bidang pendidikan dengan menjadi Dosen Kimia Organik, Departemen Kimia FMIPA Unair tahun 1988 sampai sekarang. Karirnya di manajemen kampus naik dengan baik. Dimulai dari menjadi Ketua Jurusan Kimia, FMIPA Unair tahun 1999-2007.
Berikut timeline perjalanan karir Tjitjik Sri Tjahjandarie.
Baca Juga: Jokowi Kaget Lulusan S2-S3 Indonesia Sedikit, Publik: Biaya Kuliah Super Mahal!
1. Direktur Eksekutif DUE-Like Batch III Unair, tahun 2002-2006
2. Koordinator Bidang Kompetitif Unair, tahun 2004-2006.
3. Sekretaris Komisi I Senat Akademik Unair, tahun 2005-2010.
4. Koordinator, Badan Perencanaan dan Pengembangan Unair, tahun 2005-2007.
5. Wakil Direktur Eksekutif I-MHERE B2b, Unair, tahun 2006-2010
6. Wakil Direktur Eksekutif Program Hibah Kompetisi Unair, tahun 2007-2010
7. Ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan Unair, tahun 2008-2015.
8. Direktur Eksekutif I-MHERE B2c, Unair, tahun 2011-2013.
9. Sekretaris Eksekutif Pengelola Program Studi Di Luar Domisili (PDD) Unair di Banyuwangi, tahun 2014.
10. Direktur Program Studi Di Luar Domisili (PDD) Unair di Banyuwangi, tahun 2015-2016.
11. Manajer Perencanaan dan Pengembangan RS Unair, tahun 2016-2017.
12. Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, tahun 2022-sekarang.
Demikian itu profil dan jejak karir Tjitjik Sri Tjahjandarie. Pernyataannya menciptakan tanda tanya, apakah orang miskin lantas tak boleh kuliah?
Kontributor : Mutaya Saroh