Di sisi lain, dalam pandangan Syekh Ibnu ‘Abidin juga banyak ulama mazhab Hanafi, akad kontrak untuk bekerja dan membangun gereja bukanlah bentuk maksiat secara substansia. Oleh sebab itu, membangun gereja atau tempat ibadah lainnya adalah ibadah yang diperbolehkan.
“Dan boleh dalam pembangunan gereja, dalam kitab al-Khaniyah disebutkan bahwa seandainya ia disewa untuk bekerja di gereja dan membangun gereja maka tidak masalah karena hal tersebut bukan maksiat secara substansial” (Ibnu Abidin, Radd al-Mukhtar ‘ala ad-Durr al-Mukhtar, [Beirut, Darul Fikr: 1992 M], juz VI, halaman 391).
Oleh sebab itu, hukum membangun rumah ibadah agama lain bisa diperbolehkan maupun tidak. Hal ini kembali dengan mahzab yang dipercaya dari masing-masing.