Suara.com - Baru-baru ini penyanyi Agnez Mo kedapatan minum starbucks saat melakukan sesi live di Instagram pribadinya. Akibatnya netizen menyimpulkan pelantun Tak Ada Logika itu mendukung zionis Israel.
Momen Agnez Mo minum starbucks dibagikan akun TikTok @piiluss2.0 dilihat suara.com, Kamis (16/5/2024). Tampak perempuan berusia 37 tahun itu terlihat santai menikmati kopi dalam cup plastik, lengkap dengan sedotan hijau khas starbucks.
"Agnez Mo minum Starbucks," tulis akun tersebut.
Saat menikmati kopi, Agnez Mo juga terlihat bersantai sembari rambutnya ditata khusus oleh hairstylist. Wajah Agnez Mo juga terlihat dirias dengan konsep bold, bahkan hidungnya terlihat lebih mancung dengan teknik shading di tulang hidungnya.
Baca Juga: Kelimpungan Juga, Gedung Putih Tengah Berupaya Selamatkan Dokter Asal AS yang Terjebak di Gaza
Melihat Agnes yang menyesap minuman brand asal AS ini, netizen mengaku tidak heran perempuan kelahiran Jakarta, 1 Juli 1986 ini mendukung Israel.
"Agnes kan emang stand with Israel," tulis akun @sweetmistakes.
Meski begitu, tidak sedikit juga penggemar perempuan bernama lengkap Agnez Monica Muljoto itu yang tidak mempermasalahkan penyanyi tersebut meminum kopi Starbucks.
"Emang ada yang salah," kata @sonydewanto173.
"Di Tanah Suci juga banyak yang beli Starbucks," timpal @dicowestbarat.
Baca Juga: Hamas Minta Jusuf Kalla Ikut Bantu Selesaikan Konflik Israel dengan Palestina
Alasan Starbucks dikaitkan dengan Zionis Israel
Starbucks menjadi salah satu brand utama gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) atau Boikot, Divestasi, Sanksi yang berlangsung secara global. Aksi boikot tersebut mempengaruhi gerak saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) selaku induk dari PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) yang menjadi pengelola gerai Starbucks di Indonesia.
BDS sendiri adalah gerakan kebebasan, keadilan, dan kesetaraan yang dipimpin Palestina. BDS menjunjung tinggi prinsip sederhana bahwa warga Palestina berhak atas hak yang sama seperti umat manusia lainnya. BDS mengajak memboikot perusahaan Israel dan internasional yang terlibat dalam tindakan pelanggaran hak-hak Palestina.
Menariknya, alih-alih berjaya di Israel, ternyata Starbucks sudah lebih dulu bangkrut di negara yang dipimpin Benjamin Netanyahu itu. Padahal brand kopi itu sudah memiliki lebih dari 35 ribu gerai di seluruh dunia.