Suara.com - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie Louisa diberi tugas baru oleh Presiden Joko Widodo. Grace Natalie resmi diangkat menjadi Staf Khusus (Stafsus) Presiden Jokowi pada Rabu (15/5/2024).
Koordinator Stafsus Jokowi, Ari Dwipayana menjelaskan bahwa penugasan Grace sebagai stafsus mulai berlaku tertanggal 15 Mei 2024.
Lantas seperti apakah pendidikan dan karier Grace Natalie sehingga dipercaya Jokowi menjadi stafsusnya?
Pendidikan dan Karier Grace Natalie
Baca Juga: Djarot Ungkap Alasan PDI Perjuangan Tak Undang Jokowi ke Rakernas V
Grace Natalie lahir pada 4 Juli 1982. Hingga sekarang, ia masih menduduki jabatan sebagai Wakil Dewan Pembina PSI, di mana partai itu diketuai oleh anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep.
Grace kemudian menempuh pendidikan menengah atas di SMAK 3 BPK Penabur, Jakarta. Usai lulus, ia melanjutkan S1 dengan mengambil Jurusan Akuntansi di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie (IBII).
Selama menjalani kuliah, Grace dikenal sebagai mahasiswa yang cemerlang. Ia turut aktif mengajar sebagai asisten dosen untuk beberapa mata kuliah. Tak cuma di lingkungan kampus, Grace juga aktif menjadi guru sekolah minggu di gereja.
Sebelum terjun ke dunia politik, Grace merintis karier di dunia jurnalistik. Rekam jejaknya sebagai jurnalis pun tak kaleng-kaleng. Ia pernah menjadi jurnalis sekaligus pembaca acara di SCTV, ANTV hingga TvOne.
Usut punya usut, kariernya di dunia jurnalistik berawal saat mengikuti kompetisi yang diadakan SCTV. Kala itu, perusahaan tv swasta itu menggelar ajang SCTV Goes to Campus untuk mencari bibit-bibit muda berbakat.
Dalam kompetisi tersebut, Grace berhasil menjadi pemenang untuk wilayah Jakarta. Namanya bahkan menduduki peringkat lima besar saat ditandingkan kembali pada tingkat nasional. Sejak saat itu, kariernya di bidang jurnalis berjalan mulus.
Pada 2012, Grace memutuskan untuk meninggalkan dunia jurnalistik yang sudah membesarkan namanya. Ia kemudian menjabat sebagai CEO Saiful Mujani Research and Consulting.
Namun sayang, jabatan itu hanya dijalani Grace selama dua tahun. Pada 2014, ia memutuskan untuk terjun ke dunia politik dan memberanikan diri membentuk partai sendiri, PSI. Tak sendirian, Grace membentuk PSI bersama pemuda lainnya, seperti Raja Juli Antoni dan Isyana Bagoes Oka.
Adapun gagasan mendirikan partai politik tidak muncul begitu saja di benak Grace. Ini berawal dari sejumlah inisator yang sudah dikenalnya, di mana mereka saling menyelaraskan pandangan terkait situasi politik terkini, sehingga timbul kesepakatan mendirikan partai.
Grace kemudian menjajal peruntungannya dengan maju sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 2019. Kala itu, ia berhasil meraih suara terbanyak di Dapil DKI Jakarta III, dengan perolehan 179.949 suara.
Namun sayang, PSI tidak memenuhi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4 persen. Situasi ini membuat mimpi Grace dan kader PSI untuk menduduki kursi anggota dewan pun kandas.
Hasil serupa juga kembali terjadi pada Pemilu 2024. PSI lagi-lagi gagal menembus Senayan karena tidak memenuhi ambang batas parlemen.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa