Suara.com - Konglomerat keluarga Hartono memang kerap jadi sorotan publik. Tak hanya lantaran harta kekayaannya yang melimpah, tetapi juga kepiawaian keluarga tersebut dalam membangun raksasa bisnisnya hingga bisa menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, bahkan Asia.
Baru-baru ini, salah satu lini bisnis di bidang olahraga milik keluarga Hartono yang jadi perbincangan, yaitu klub sepak bola Liga Italia Como FC. Hal itu karena klub tersebut berhasil bangkit dari kondisi terpuruk pasca diakuisisi oleh keluarga Hartono pada 2019 silam. Como FC sebelumnya berada di serie D Liga Italia, kini berhasil mencapai masuk ke serie A atau liga utama.
Berkat prestasi yang diraih kub tersebut, keluarga Hartono secara khusus mendapat ucapan terima kasih dari para pendukung Como FC dalam bahasa Italia.
Dalam sebuah potret yang beredar di media sosial, para pendukung yang kompak mengenakan baju biru membawa spanduk yang bertuliskan 'Grazie Hartono' atau 'Terimakasih Hartono'.
Baca Juga: Harta Tembus Rp 1.000 Triliun, Prajogo Pangestu Jadi Orang Terkaya ke-27 Dunia
Keluarga Hartono memang dikenal sebagai konglomerat yang memiliki bisnis besar, dua di antaranya PT Djarum dan juga Bank Central Asia (BCA) sebagai pemegang mayoritas saham BBCA. Kesuksesan keluarga Hartono dalam menjalin bisnis bahkan telah terjalin hingga tiga generasi. Berikut adalah daftar tiga generasi keluarga Hartono.
1. Oei Wie Gwan
Perusahaan rokok PT Djarum pertama kali dibuat oleh Oei Wie Gwan yang juga ayah kandung dari Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono. Ia membangun bisnis rokok kretek tersebut di Kudus, Jawa Tengah pada tahun 1950-an. Awalnya, bisnis rokok kretek itu diberi nama Djarum Gramophon dan hanya mempekerjakan 10 pegawai. Selama puluhan tahun, pabrik tersebut terus berkembang pesat hingga berganti nama menjadi PT Djarum.
2. Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono
Oei Wie Gwan meninggal pada tahun 1963. Ketika itu, kedua anaknya Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono baru berusia 24 dan 23 tahun. Alhasil dua bersaudara itu langsung mengambil alih bisnis rokok ayah mereka. Di tahun yang sama ketika Oei Wie Gwan meinggal, pabrik Djarum sempat terbakar sehingga menyebabkan masalah keuangan terhadap perusahaan.
Baca Juga: Keluarga Hartono Jadi Orang Terkaya di Seri A, Kalahkan Pemilik Fiorentina Hingga Juventus
Berkat kerja sama kakak beradik itu, masa berat perusahaan berhasil dilalui. Bahkan era 1970-an, Djarum sukses menjadi salah satu pemasok rokok cengkeh terbesar di dunia. Pada tahun 1972, Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Seiring kesuksesan mereka raih, Hartono bersaudara melirik peluang bisnis lain dengan membeli sebagian saham BCA bersama dengan Grup Lippo saat itu.
Keluarga Hartono membeli saham di BCA, setelah keluarga kaya lainnya, Salim, kehilangan kendali atas bank tersebut selama krisis ekonomi Asia tahun 1997-1998.
Hingga kini, Hartono bersaudara masih menempati deretan atas daftar orang terkaya di Asia. Bahkan pada 2022, Forbes memasukan mereka menjadi peringkat pertama orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan bersama 47,7 miliar dolar AS atau setara Rp761 triliun.
3. Armand Wahyudi Hartono
Armand Wahyudi Hartono merupakan anak dari Robert Budi Hartono. Lantaran orang tuanya masih memiliki saham mayoritas BBCA, Armand Wahyudi Hartono turut mengurus bank tersebut. Ia didapuk menjadi Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Posisi tersebut ia peroleh setelah terpilih dalam RUPS Tahunan 2016 dengan masa jabatan lima tahun, dan keputusan ini mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 21 Juni 2016.
Armand juga lebih dulu meniti karir di BCA sebagai kepala divisi perencanaan wilayah pada 2004 hingga 2006. Sebelum bergabung dengan BCA, Armand lebih dulu bekerja di PT Djarum dengan posisi terakhir sebagai manajerial sejak tahun 1998-2004. Sebelumnya lagi dia bekerja sebagai analis untuk Global Credit Research and Investment Banking di JP Morgan Singapura (1997-1998).