Daftar 3 Generasi Keluarga Hartono yang Konsisten Jadi Orang Terkaya di Indonesia

Kamis, 16 Mei 2024 | 12:48 WIB
Daftar 3 Generasi Keluarga Hartono yang Konsisten Jadi Orang Terkaya di Indonesia
Keluarga Hartono (kolase)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konglomerat keluarga Hartono memang kerap jadi sorotan publik. Tak hanya lantaran harta kekayaannya yang melimpah, tetapi juga kepiawaian keluarga tersebut dalam membangun raksasa bisnisnya hingga bisa menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, bahkan Asia.

Baru-baru ini, salah satu lini bisnis di bidang olahraga milik keluarga Hartono yang jadi perbincangan, yaitu klub sepak bola Liga Italia Como FC. Hal itu karena klub tersebut berhasil bangkit dari kondisi terpuruk pasca diakuisisi oleh keluarga Hartono pada 2019 silam. Como FC sebelumnya berada di serie D Liga Italia, kini berhasil mencapai masuk ke serie A atau liga utama.

Berkat prestasi yang diraih kub tersebut, keluarga Hartono secara khusus mendapat ucapan terima kasih dari para pendukung Como FC dalam bahasa Italia.

Dalam sebuah potret yang beredar di media sosial, para pendukung yang kompak mengenakan baju biru membawa spanduk yang bertuliskan 'Grazie Hartono' atau 'Terimakasih Hartono'.

Keluarga Hartono memang dikenal sebagai konglomerat yang memiliki bisnis besar, dua di antaranya PT Djarum dan juga Bank Central Asia (BCA) sebagai pemegang mayoritas saham BBCA. Kesuksesan keluarga Hartono dalam menjalin bisnis bahkan telah terjalin hingga tiga generasi. Berikut adalah daftar tiga generasi keluarga Hartono.

1. Oei Wie Gwan

Perusahaan rokok PT Djarum pertama kali dibuat oleh Oei Wie Gwan yang juga ayah kandung dari Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono. Ia membangun bisnis rokok kretek tersebut di Kudus, Jawa Tengah pada tahun 1950-an. Awalnya, bisnis rokok kretek itu diberi nama Djarum Gramophon dan hanya mempekerjakan 10 pegawai. Selama puluhan tahun, pabrik tersebut terus berkembang pesat hingga berganti nama menjadi PT Djarum.

2. Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono

Oei Wie Gwan meninggal pada tahun 1963. Ketika itu, kedua anaknya Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono baru berusia 24 dan 23 tahun. Alhasil dua bersaudara itu langsung mengambil alih bisnis rokok ayah mereka. Di tahun yang sama ketika Oei Wie Gwan meinggal, pabrik Djarum sempat terbakar sehingga menyebabkan masalah keuangan terhadap perusahaan.

Baca Juga: Harta Tembus Rp 1.000 Triliun, Prajogo Pangestu Jadi Orang Terkaya ke-27 Dunia

Berkat kerja sama kakak beradik itu, masa berat perusahaan berhasil dilalui. Bahkan era 1970-an, Djarum sukses menjadi salah satu pemasok rokok cengkeh terbesar di dunia. Pada tahun 1972, Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Seiring kesuksesan mereka raih, Hartono bersaudara melirik peluang bisnis lain dengan membeli sebagian saham BCA bersama dengan Grup Lippo saat itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI