Menurut dr. Haekal lagi, perempuan bisa mulai melakukan tindakan filler vagina saat memasuki usia perimenopause atau menjelang menopause dengan kisaran usia 35 hingga 40 tahun, yang mulai menunjukan gejala vagina kering. Namun ia juga menyarankan tindakan filler dibarengi dengan senam kegel untuk melatih otot dasar panggul, sekaligus merawat elastisitas vagina.
"Makanya penting sekali untuk para perempuan yang sudah melahirkan untuk tetap rutin senam kegel karena membantu untuk memperkuat otot dasar panggul, memperkuat untuk menjaga elastisitas otot vagina dan untuk tampilan luarnya, labia atau bibir vagina itu dapat dibantu dengan filler ini akan meningkatkan daya tarik seksual perempuan," jelas dr. Haekal.
Perlu diketahui tindakan filler termasuk bagian dari tren perawatan kecantikan yang saat ini berfokus pada skin quality. Sehingga masyarakat yang awalnya berfokus pada ingin putih, ingin tirus dan mancung, saat ini berfokus pada perbaikan kualitas kulit, sehingga harapannya bebas flek hitam kemerahan dan tidak ada kerut halus di usia muda.
Inilah sebabnya, President Direktur PT Regenesis Indonesia, Ir. Emmy Noviawati, mengatakan bahwa tren derma filler seperti biostimulator juga semakin populer karena efektivitasnya dalam merangsang produksi kolagen kian diminati.
"Tren skin quality itu 2 tahun terakhir pasca pandemi. Jadi orang sadar kulit yang sehat bisa timbulkan efek yang baik, nutrisi cukup, kolagen cukup, banyak treatment dari dunia yang hadir perawatan yang membuat seseorang tidak perlu lakukan makeup berlebihan. Ini karena bagi mereka kulit yang sehat secara otomatis bikin glowing," pungkas Ir. Emmy.