Suara.com - Menikah merupakan awal dari sebuah kehidupan baru dan komitmen seumur hidup. Bagi pasangan-pasangan muda menikah merupakan momen kebahagiaan tersendiri.
Namun pasangan suami-istri (pasutri) baru juga kerap kali menghadapi berbagai tantangan saat menjalani kehidupan pernikahannya terutama soal finansial.
Umumnya pasutri muda mengalami kondisi keuangan yang masih belum stabil. Tidak hanya itu, ada juga pasutri yang menemukan diri mereka terjepit dalam sandwich generation.
Menurut riset yang dilakukan oleh Jakpat pada tahun 2023, sekitar 20% Gen-Z dan Milenial di Indonesia mengaku mendukung kebutuhan finansial orang tua mereka.

Oleh karena itu, tidak mengejutkan jika demi kesejahteraan dan masa depan keluarga, salah satu pasangan harus berkorban dengan menempuh pendidikan lanjut maupun berkarir di luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI), dan menjalani pernikahan jarak jauh (Long Distance Marriage).
Long Distance Marriage tentunya tidak mudah. Ketika pasutri memutuskan untuk hidup terpisah demi kebaikan keluarga, kerapkali menghadapi masalah yang bersumber dari finansial. Apalagi jika salah satunya harus menjalani hidup di luar negeri di mana akan menemui perbedaan biaya hidup, sistem pajak, serta tantangan dalam pengiriman uang antar negara, seperti fluktuasi kurs mata uang, dan biaya pengiriman uang antar negara yang mahal, dan waktu pengiriman yang lama
Oleh karena itu, pengelolaan keuangan yang efektif diperlukan untuk menjaga hubungan pernikahan jarak jauh agar tetap sehat dan langgeng. Wise, perusahaan teknologi global yang menciptakan cara terbaik untuk mengirim dan mengelola uang secara internasional, membagikan tips-tips berikut ini:
1. Komunikasi terbuka dan rutin tentang keuangan merupakan kunci untuk menjaga hubungan yang sehat, terutama dalam pernikahan jarak jauh. Diskusikan pemenuhan kebutuhan yang sesuai dengan standar kehidupan di tempat tinggal masing-masing untuk menghindari kesalahpahaman.
2. Jangan lupa untuk mencatat pengeluaran individu dan bersama. Membuat anggaran yang transparan dan dapat diakses baik oleh suami atau istri akan mempermudah dalam menghindari pengeluaran yang melebihi pendapatan. Ini juga membantu pasutri untuk memahami tanggungan finansial di masing-masing negara yang mungkin sulit untuk dikomunikasikan.
Baca Juga: Dear Mertua, Jangan Suka Ikut Campur Rumah Tangga Anak Kalau Tidak Diminta Ya!
3. Menetapkan target keuangan bersama adalah salah satu pilar kunci dari kesuksesan pernikahan jarak jauh. Target keuangan dapat berupa menabung untuk rumah, investasi dana pensiun, dan lain sebagainya. Ketika kedua pihak memiliki target yang sama, serta periode waktu yang realistis, pengelolaan keuangan rumah tangga bisa lebih terkontrol dan terjaga.