Suara.com - Geger Mbah Trimo di sosial media. Disebut-sebut bahwa Mbah Trimo hanya lulusan SD tetapi punya 600 karyawan. Orang-orang jadi penasaran, siapa Mbah Trimo sebenarnya?
Berita pria berambut putih dari Tulungagung ini membuat media sosial heboh. Pasalnya, seorang warga bernama Sutrimo mewakafkan masjid senilai Rp 80 miliar dan 12 SPBU kepada Muhammadiyah. Berikut informasi profil siapa Mbah Trimo dikumpulkan dari berbagai media.
Mantan Marbot
Nama aslinya adalah Sutrimo tapi ia akrab dipanggil Mbah Trimo. Dikenal sebagai mantan Marbot Masjid Al-Fattah Muhammadiyah Tulungagung. Akan tetapi, sesungguhnya ia juga seorang Presiden atau CEO, atau pemilik pabrik kacang Shanghai Gangsar.
Baca Juga: Sebelum Ivan Gunawan, Mendiang Julia Perez Rela Jual Mobil untuk Bangun Masjid di Papua
Ia juga menjabat sebagai Presiden Direktur UD Gangsar, Sutrimo. Bahkan berkatnya, Masjid Al-Fattah Muhammadiyah Tulungagung sekarang telah direnovasi dengan desain bangunan modern.
Dulunya Pekerja Pabrik
Sebelum sukses mendirikan pabrik kacang, pemilik nama lengkap Sutrismo ini dulunya bekerja di sebuah pabrik kacang. Ia bisa melakukan pelayanan sampai pengepakan di pabrik selama enam tahun.
Pria yang memiliki delapan anak dan belasan cucu ini memutuskan mendirikan usahanya sendiri berbekal pengalaman kerja di pabrik tersebut. Ia mendirikan usahanya sendiri di tahun 1981. Tentu saja tidak langsung sebesar sekarang. Semuanya dimulai dari jumlah produksi yang kecil.
Berkat ketekunan, sekarang pabriknya mampu memproduksi mencapai 5 ton per hari dengan kisaran harga kacang diproduksinya per satu kilogram adalah 15.000. Hasil produksi kacang Mbah Trimo juga sudah merambah pasar ekspor.
Baca Juga: Melawan Arus, Desain dan Warna Masjid Ivan Gunawan Jadi Beda Sendiri di Uganda
Jumlah karyawannya meningkat,jika awalnya dikerjakan sendiri dengan beberapa orang saja yang membantu, sekarang Mbah Trimo sudah memiliki 600-an karyawan.
Importir Kacang
Dengan tingkat produksi pabrik yang tinggi, Mbah Trimo membutuhkan 5 ton kacang. Ia sampai harus melaksanakan impor kacang tanah dari AS ke Indonesia. Dalam sebulan, pabrik yang didirikan Mbah Trimo bisa mendatangkan 100 kontainer kacang untuk keperluan pabrik kacang atom shanghai.
Perlu untuk diketahui juga bahwa kacang atom merek Gangsar dan aneka snack lain dengan merek Gangsar merupakan hasil produksi dari pabrik Mbah Trimo. Maka, jika kamu melihatnya di pasar atau di supermarket, kamu sedang membeli hasil produksi dari pabrik Mbah Trimo.
Kekayaan Mbah Trimo
Mbah Trimo yang dulunya seorang lulusan SD, menjadi sosok orang kaya di Tulungagung. Meski sudah kaya, kehidupan sehari-harinya sederhana dan hidup di masjid sebagai Marbot, mengurus masjid, melayani Jama'ah. Bahkan ketika ada pengajian, Mbah Trimo juga menjadi pelayan mengambilkan minuman dan makanan untuk jamaah.
Mengenai kekayaannya, Mbah Trimo menggunakan uangnya tidak hanya untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Tetapi juga mendirikan tempat ibadah yang mana ini akan segera disumbangkan.
Masjid itu bernama Masjid Al Fattah, didirikan tahun 2022. Masjid tersebut diresmikan oleh Prof. Haedar Nasir, didampingi oleh Jusuf Kalla dan Gubernur Jawa Timur Khofiffah Indar Parawansa.
Mendirikan Masjid Senilai Rp 80 Miliar
Kekayaan Mbah Trimo menjadi sorotan sejak ia mendirikan masjid dengan fasilitas seperti hotel bintang lima. Masjid Al Fattah Muhammadiyah Tulungagung itu terdiri atas 3 lantai dan juga memiliki basement.
Di lantai basement masjid tersebut terparkir berbagai mobil mewah seperti Jeep Rubicon, Alphard, Vellfire, dan Mercy. Fasilitas mobil mewah tersebut digunakan untuk memfasilitasi da'i yang akan mengisi berbagai kajian di masjid tersebut.
Tak hana itu, masjid juga dilengkapi dengan lift, tempat wudhu bersih, dan seluruh layanan standar hotel bintang lima. Belum lagi dengan pilar megah masjid yang harganya menjadi puluhan juta sampai ratusan juta. Oleh karenanya, harga keseluruhan masjid ditaksir mencapai Rp80 miliar. Sekarang, masjid tersebut akan diwakafkan kepada Muhammadiyah.
Demikian itu informasi mengenai siapa Mbah Trimo, milyarder lulusan SD (Sekolah Dasar). Semoga bermanfaat.
Kontributor : Mutaya Saroh