Teuku Ryan Ngaku Tertekan Punya Cicilan dengan Jumlah Besar, Benar Bisa Sebabkan Gangguan Mental?

Dinda Rachmawati Suara.Com
Sabtu, 11 Mei 2024 | 08:08 WIB
Teuku Ryan Ngaku Tertekan Punya Cicilan dengan Jumlah Besar, Benar Bisa Sebabkan Gangguan Mental?
Teuku Ryan dan Ria Ricis (Instagram/teukuryantr, riaricis1795)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dikutip Halodoc, John Gathergood dari University of Nottingham, dosen dari Fakultas Ilmu Sosial yang mempelajari kondisi ekonomi dan hubungan emosional, mengatakan utang sangat terkait dengan depresi dan kecemasan. 

Dalam studi yang dilakukan Gathergood, menemukan bahwa mereka yang berjuang untuk melunasi utang bisa mengalami masalah kesehatan mental, depresi, dan kecemasan yang parah dua kali lebih besar.

Perasaan cemas dapat muncul dengan berbagai pemicu, seperti kekhawatiran terus-menerus tentang uang, mengalami perasaan luar biasa kewalahan tanpa akhir yang terlihat, dan keputusasaan.

Jumlah utang yang tinggi dikaitkan dengan tingkat stres dan depresi yang lebih tinggi. Royal College of Psychiatrists mengumpulkan dan memeriksa temuan 50 lebih makalah dari waktu ke waktu menemukan bahwa laki-laki dan perempuan dengan perilaku kredit memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala depresi.

Lebih jauh dari itu, stres karena utang tidak hanya berhenti pada si peminjam melainkan juga kepada orang-orang terdekatnya. Si pelaku peminjaman bisa menjadi sakit hati kepada orang-orang terdekat, karena dianggap tidak bisa membantunya. 

Utang bisa membuat seseorang saling menyalahkan satu sama lain, bahkan bisa sampai merusak kepercayaan dan kualitas hidup seseorang.

Ketika sudah dalam tahap yang gawat, maka orang yang mengalami utang akan melakukan penyangkalan dan menganggap utang tersebut “tidak ada” yang justru membuat bunga semakin tinggi dan mencekik. Inilah yang bisa memicu gangguan emosi dan mental lebih dalam lagi kepada yang bersangkutan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI