Hati-hati! Ini Jajanan Indonesia yang Mengandung Lemak Trans Tinggi Temuan WHO

Jum'at, 10 Mei 2024 | 16:37 WIB
Hati-hati! Ini Jajanan Indonesia yang Mengandung Lemak Trans Tinggi Temuan WHO
Jajanan Indonesia yang Mengandung Lemak Trans Tinggi Temuan WHO (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis sejumlah jajanan Indonesia yang memgandung tinggi lemak trans hingga melebihi ambang batas normal. Simak daftar jajanan Indonesia yang mengandung lemak trans tinggi temuan WHO. 

WHO belum lama ini melakukan penilaian terhadap makanan yang diduga mengandung lemak trans di dalam pasokam pangan di Indonesia. Ternayata, kandungan lemak trans yang ditemukan pada makanan di Indonesia memiliki kadar lemak trans yang melebihi ambang batas maksimal. 

"Temuannya menunjukkan bahwa hampir 10 persen sampel mengandung lemak trans melebihi ambang batas yang direkomendasikan WHO, yakni kurang dari 2 g/100g total lemak," ungkap dr Lubna Bhatti, Team Lead NCDs and Healthier Population, WHO Indonesia, seperti yang dikutip dari detik. 

Dari hasil studi tersebut, WHO telah melakukam pengujian laboratorium terhadap 130 produk yang terbagi atas empat kategori makanan, antara lain yaitu minyak dan lemak, margarin dan olesan, makanan kemasan yang beebahan dasar lemak, dan makanan siap saji di wilayah Jakarta dan Bogor. 

Baca Juga: Kontroversi 2 Penalti di Laga Timnas Indonesia vs Guinea, Ini Kronologi STY Ngamuk-ngamuk Hingga Diusir dari Lapangan

Daftar Jajanan Indonesia yang Mengandung Lemak Trans Tinggi Temuan WHO 

Berikut adalah daftar makanan dengan kandungan lemak trans tinggi melebihi standar WHO sebesar 2 persen atau 2 gram per 100 gram total lemak: 

Kategori Lemak dan Minyak 

• Mentega putih/shortening produk dalam negeri 

4,21 gram per 100 gram lemak
Mentega putih (desa): 2,40 gram per 100 gram lemak 

• Campuran margarin dan mentega 

22,68 gram per 100 gram lemak
Kategori Makanan Kemasan 

Baca Juga: Kontras! Pabrik Banyak Tumbang, Tapi Sri Mulyani Bilang Ekonomi RI Kuat

• Biskuit pai polos dalam negeri 

9,34 gram per 100 gram lemak 

• Wafer salut cokelat dengan isian cokelat impor 

2,38 gram per 100 gram lemak 

• Keik Red Velvet dalam negeri 

2,33 gram per 100 gram lemak 

Kategori Makanan Siap Saji Panggang 

• Roti maryam cokelat (kota) 

4,50 gram per 100 gram lemak 

• Roti maryam cokelat (desa) 

6,48 gram per 100 gram lemak 

•Martabak cokelat (kota) 

4,19 gram per 100 gram lemak 

•Kroisan (toko) 

2,09 gram per 100 gram lemak 

•Kroisan dengan isian cokelat (kemasan pabrikan) 

5,34 gram per 100 gram lemak 

Apa Itu Lemak Trans? 

Lemak trans atau asam lemak trans merupakan sebuah asam lemak tak jenuh yang berasal dari sumber alami, seperti halnya daging ayam dan juga daging merah maupun sumber buatan, seperti es krim, santan, serta mentega. 

Apabila makanan tersebut dikonsumsi dalam jumlah yang tinggi, maka lemak trans bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Misalnya meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker, peradangan, menurunkan fungsi otak, hingga peningkatan berat badan. 

Seiring dengan itu, lemak trans terbukti sebagai jenis lemak yang paling berbahaya lantaran  memicu peningkatan kadar low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat serta menurunkan kadar high-density lipoprotein (HDL) maupum kolesterol baik. 

Dampak Konsumsi Lemak Trans 

Selain berbahaya bagi organ jantung, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) dr Eva Susanti mengungkapkan lemak trans juga berkaitan dengan penyakit tidak menular lainnya, seperti kanker dan diabetes. 

"Kemudian juga dia terkait langsung juga risiko dengan preeklamsi, kemudian sistem kehamilan atau memperpendek masa kehamilan sehingga risiko keguguran, kemudian gangguan sistem saraf, kanker usus besar, obesitas, diabetes, dan alergi," kata dr Eva Susanti. 

"Jadi sebenarnya bukan jantung saja. Kemudian kalau kita lihat stroke juga bisa berpengaruh, biasanya kan stroke terjadi karena penyumbatan karena kandungan Low Density Lipoprotein (LDL). Tadi juga disampaikan risiko utama lemak trans bisa menyebabkan kadar LDL jadi lebih tinggi," lanjutnya. 

Sesuai dengan data di lapangan, dr Eva juga menyebut ada sekitar 26,7 persen warga Indonesia yang mengonsumsi lemak secara berlebih. Bahkan, tak sedikit pula dari mereka yang malas melakukan aktivitas fisik. Menurutnya, pola hidup yang tidak sehat itu juga menjadi faktor risiko angka kematian akibat PTM tinggi di Indonesia. 

"Ini kalau kita lihat ada 95 persen lebih, 95,5 persen masyarakat Indonesia itu kurang makan buah dan sayur, dan sekitar 33 persen kurang aktivitas fisik, untuk konsumsi lemak sekitar 26,7 persen 

"Di sini yang menjadi sebab permasalahan ini yang tadinya merupakan dasar temuan kita, menjadi landasan ilmiah untuk bisa menegakkan suatu kebijakan yang lebih baik lagi," pungkasnya. 

Nah, itu tadi daftar jajanan Indonesia yang mengandung lemak trans tinggi temuan WHO. Masyarakat diharap berhati-hati dalam mengonsumsi makanan, terutama makanan kemasan yang mengandung lemak trans tinggi. 

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI