Rekam Jejak Kinerja Anies vs Ahok saat Jadi Gubernur DKI, Kini Berpeluang Duet?

Jum'at, 10 Mei 2024 | 10:41 WIB
Rekam Jejak Kinerja Anies vs Ahok saat Jadi Gubernur DKI, Kini Berpeluang Duet?
Kolase Foto Anies Baswedan dan Ahok jadi perdebatan netizen soal Bapak Politik Identitas (Instagram.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masuk dalam wacana duet Pilkada DKI Jakarta 2024. Bahkan pembahasan menduetkan Anies-Ahok ini telah dibahas di internal PDI Perjuangan (PDI-P). Nama Anies muncul dalam bursa calon gubernur yang diusung Partai Nasdem, sedangkan nama Ahok muncul dari PDIP.

Namun pengamat politik menilai kemungkinan duet Anies-Ahok akan sulit, mengingat sejarah pertarungan mereka dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Lantas bagaimana rekam jejak Anies vs Ahok ketika jadi Gubernur DKI Jakarta? Simak penjelasan berikut ini.

Kinerja Anies Baswedan Ketika Jadi Gubernur DKI

Capres dan cawapres nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar saat debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Capres dan cawapres nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar saat debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

Anies Baswedan menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta selama 1 periode 2017-2022. Selama 5 tahun menjabat, banyak hal yang sudah dilakukan Anies untuk Jakarta. Beberapa track record Anies selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta antara lain:

1. Pembangunan JIS

Baca Juga: Kekayaan Heru Budi vs Anies Baswedan Selama Jadi Gubernur DKI, Beda Kenaikannya bak Bumi dan Langit

Anies berhasil menyelesaikan pembangunan stadion sepak bola yang diberi nama Jakarta Internasional Stadium (JIS) yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Anies membanggakan mahakaryanya ini sebagai satu-satunya stadion beratap penuh di Asia-Pasifik. Diketahui JIS dibangun dengan dana APBD sebesar Rp 4,5 triliun. 

Anies mengatakan pembangunan JIS sebagai bukti penuntasan janji yang telah dia sampaikan kepada The Jakmania saat 5 tahun yang lalu. Stadion berkapasitas 82 ribu penonton itu punya atap yang bisa dibuka tutup secara otomatis.

Namun selama proses pembangunan JIS, proyek ini menuai kritik dan penolakan dari beberapa kalangan masyarakat. Hal itu karena Pemprov DKI menggusur sejumlah bangunan-bangunan yang dianggap liar di kawasan tersebut.

2. Penyelenggaraan Formula E

Ajang balap mobil listrik internasional, Formula E sukses digelar di Ancol, Jakarta Utara pada Sabtu (4/6/2022) lalu yang jadi momentum penting di era kepemimpinan Anies Baswedan. Anies memamerkan keberhasilan gelaran ajang balap yang masuk dalam rangkaian acara 'Jakarta Hajatan' pada beberapa kesempatan penting di hadapan para pejabat. Adapun pembangunan sirkuit Formula E menggunakan dana anggaran Rp 60 miliar.

Baca Juga: Jomplang, Beda Harta Kekayaan Sri Mulyani vs Risma: Duo Calon Gubernur DKI Jakarta versi PDIP

3. Pembangunan Jalur Sepeda

Pada masa pemerintahannya, Anies menggencarkan pembangunan jalur sepeda. Dia punya target tersedia 535,68 km jalur sepeda pada tahun 2026 di Jakarta. Anies mengungkapkan kini Jakarta telah memiliki 103 jalur sepeda. Adapun bentuk jalur sepeda yang dibangun berupa aspal bercat hijau, garis pembatas putih, dan ada juga jalur sepeda yang dibatasi pot-pot seperti di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman.  

4. Aplikasi Jakarta Kini (JAKI)  

Sejak pandemi Covid-19 pada 2020, Anies berinovasi dengan membuat aplikasi digital Jakarta Kini (JAKI). Aplikasi ini digunakan oleh Pemprov DKI sebagai pusat informasi dalam penanganan kasus Covid-19 dan banjir di DKI Jakarta.  

5. JakLingko  

Prestasi Anies selanjutnya terkait mobilitas Jakarta yakni integrasi transportasi. Dia membanggakan pencapaian Tarif Integrasi Transportasi JakLingko. Dengan JakLingko, semua warga dapat memakai fasilitas kartu uang elektronik atau aplikasi JakLingko untuk bertransaksi pada seluruh moda.

Hal ini mengingat sebelumnya mereka harus butuh kartu-kartu berbeda untuk bisa mengakses transportasi berbeda. Tarif JakLingko maksimal Rp 10 ribu dengan tujuan ke mana saja.  
 
6. Sumur Resapan

Sumur resapan adalah salah satu karya Anies yang kontroversial. Ide dasarnya yakni Pemprov DKI ingin membuat air masuk ke dalam tanah. Kenyataannya, tak semua karakter tanah di Jakarta mampu menyerap air. Pada saat pembangunannya juga menuai kritik karena menyebabkan kemacetan di beberapa titik jalan.  

7. Rumah DP Rp 0 

Rumah DP Rp 0 juga merupakan program Anies yang banyak kontroversi. Pada masa kampanyenya, program itu direncanakan bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Belakangan diketahui program itu ditujukan bagi masyarakat dengan penghasilan Rp 15 juta per bulan.

Program itu hingga kini terus berusaha direalisasikan hingga pada 21 September 2022 lalu Anies menyatakan jika sudah membangun sebanyak 2.332 unit hunian dengan skema DP Rp 0.  

Kinerja Ahok Ketika Jadi Gubernur DKI Jakarta

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (Instagram @basukibtp)
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (Instagram @basukibtp)

Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 19 November 2014 sampai Mei 2017. Beberapa prestasi Ahok selama jadi orang nomor satu di Jakarta antara lain:

1. Gusur Lokalisasi Kalijodo

Penggusuran Kalijodo dilakukan pada 29 Februari 2016. Ketika itu, Ahok beralasan penggusuran area Kalijodo bukan karena praktek lokalisasi yang ada di sana. Melainkan area itu adalah tanah negara yang termasuk dalam garis hijau di pinggiran bantaran sungai. 

Kini, Kalijodo dialihfungsikan sebagai ruang terbuka hijau yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan seperti olahraga dan rekreasi.

2. Relokasi Kampung Pulo

Pada tahun 2015, Ahok mendapat reaksi keras dari masyarakat terkait kebijakannya yang terlampau ‘berani’ dengan memindahkan warga di Kampung Pulo. Area Kampung Pulo sendiri berada di bantaran Kali Ciliwung.

Alasan Ahok melakukan relokasi ini adalah untuk normalisasi sungai dan menyelamatkan warga dari banjir. Setiap banjir, area Kampung Pulo selalu terendam mulai dari 1,5 meter hingga 2 meter. Hari ini, warga Kampung Pulo terlah berhasil direlokasi ke Rusun Sederhana Sewa yang ada di Jatinegara Barat.

3. Monas Bebas PKL

Sterilisasi kawasan Monas Jakarta dilakuan Ahok tahun 2015 lalu. Hal ini dikarenakan Ahok ingin mengembalikan lagi fungsi Monas sebagai tempat yang agung dan bebas dari (Pedagang Kaki Lima) PKL.

Tentu saja, kebijakan ini tidak langsung diterima dan mendapat penolakan dari pada pedagang. Meski begitu pada akhirnya Ahok berhasil mensterilkan Monas dari PKL dan membina para pedagang melalui program Lenggang Jakarta.

4. Pasukan Oranye

Pasukan Oranye merupakan satuan kerja yang dibentuk Ahok yang memiliki tugas serta tanggung jawab merawat dan memperbaiki fasilitas umum. Misalnya memunguti sampah yang dibuang sembarangan, menambal lubang-lubang di trotoar jalan dan masalah lain di ruang lingkup Ibu Kota Jakarta.

Para pekerja ini direkrut Ahok dari setiap kelurahan yang ada di DKI Jakarta yang jumlahnya sekitar 40-70 orang per kelurahannya. Melihat programnya berhasil, Ahok memindahkan Pekerja Harian Lepas (PHL) yang berada di bawah dinas menjadi PPSU (Pekerja Penanganan Prasarana dan Sarana Umum).

5. Simpang Semanggi

Simpang Semanggi merupakan proyek yang digagas Ahok dengan anggaran yang didapat dari kewajiban pengembangan atas Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sebesar Rp579 Milliar. Proyek Simpang Semanggi adalah proyek pertama di Indonesia yang menggunakan struktur full precast melengkung (hiperbolik), dan terletak di atas tol dalam kota Jakarta. Proyek Simpang Semanggi ini diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 17 Agustus 2017.

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI