Suara.com - Timnas Indonesia vs Guiena U-23 akan memperebutkan tiket Olimpiade Paris 2024. Kedua tim yang sama-sama juara keempat dari benua Asia dan Afrika bakal bertanding dalam laga play-off Olimpiade di Stadion INF Clairefontaine, Prancis pada Kamis (9/5/2024) pukul 20.00 WIB.
Jelang pertandingan, menarik untuk melihat rekam jejak pelatih Timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong, dengan pelatih Timnas Guinea, Kaba Diawara. Terlebih, keduanya berhasil membawa Timnas yang sempat tak diperhitungkan menjadi punya peluang bertarung di Olimpiade.
Lalu, seperti apa head to head Shin Tae-yong vs Kaba Diawara? Simak inilah selengkapnya.
Kiprah Shin Tae-yong
Baca Juga: Kuartet Sayap Timnas Indonesia U-23 yang Siap Hancurkan Pertahanan Guinea di Playoff Olimpiade 2024
Shin Tae-yong atau akrab dikenal dengan nama STY merupakan pelatih Timnas Indonesia yang dikontrak sejak awal 2020 lalu. STY sendiri memiliki latar belakang sebagai pemain bola asal Korea Selatan. Usai gantung sepatu, STY memutuskan berkarier sebagai pelatih tim sepak bola.
STY pernah memperkuat Seongnam FC selama 12 tahun, yaitu sejak tahun 1992 hingga 2004. Tak hanya itu, sosoknya juga menjadi salah satu pemain andalan timnas Korea Selatan.
Terbukti sejak tahun 1987, STY sudah dipanggil untuk memperkuat timnas Korea Selatan U-17. Ia juga ikut memperkuat Timnas Korea Selatan U-20 pada 1988, serta Timnas Korea Selatan U-23 di tahun 1991 hingga 1992. Puncaknya, ia berlaga di Timnas senior Korea Selatan dari 1992 hingga 1997.
Pasca hengkang dari Seongnam FC pada 2004, STY kembali berlaga dengan memperkuat Queensland Roar hingga tahun 2005. Namun, ia mengalami cedera parah sehingga memutuskan pensiun pada 2005.
Kiprah kepelatihan STY sendiri terbilang cemerlang. Ia langsung dikontrak Queensland Roar sebagai asisten pelatih sejak tahun 2005 hingga 2008.
Baca Juga: Jalani Play-off Olimpiade, Likuan Jalan Timnas U-23 Diharapkan Seperti Seniornya di AFC U-23
Namanya juga dipanggil kembali oleh klub debutnya, Seongnam FC. Di sana, ia melatih para talenta muda Seongnam selama 4 tahun lamanya hingga tahun 2012.
Rekam jejak kepelatihan STY akhirnya dilirik oleh federasi sepak bola Korea Selatan. Ia mulai dipilih sebagai asisten pelatih dan pelatih interim. Puncaknya, STY dipercaya sebagai pelatih utama timnas Korea Selatan sejak tahun 2014 hingga 2018.
Namun, STY sempat mengalami kegagalan. Ia sampai dihujat oleh warga Korea karena tidak berhasil membawa negaranya berjaya di Piala Dunia.
Usai mundur dari kursi pelatih Timnas Korea, STY dibidik oleh PSSI sebagai pelatih Timnas Indonesia. STY kemudian menerima tawaran PSSI untuk melatih Timnas Garuda mulai 2020 hingga sekarang.
Di tangan STY, Timnas Indonesia terus mencatatkan sejarah baru. Mulai dari kategori umur hingga senior yang sama-sama menunjukkan kemajuan signifikan.
Timnas Indonesia mulai menunjukkan taringnya lewat laga laga bergengsi seperti Piala Asia dan Kualifikasi Piala Dunia. Meskipun belum pernah angkat piala sejak diasuh oleh STY, namun PSSI optimis timnas Garuda akan terus memperjuangkan juara dan lolos Olimpiade Paris 2024.
Kiprah Kaba Diawara
Berbeda dengan STY yang berlaga di Liga Korea Selatan, pelatih timnas Guinea Kaba Diawara sudah lama wara-wiri merasakan transfer pemain di berbagai liga antar negara dan benua.
Meskipun berkebangsaan Guinea, Kaba sendiri lahir dan besar di Toulon, Prancis. Ini karena orang tuanya menjadi imigran di negeri Napoleon Bonaparte tersebut.
Kaba mengawali karier profesionalnya sebagai pesebakbola di SC Toulon pada tahun 1993 hingga 1994. Ia juga sempat berpindah klub ke Bordeaux dan menjadi pemain pinjaman Stade Rennais.
Namanya semakin dikenal saat direkrut Arsenal dan bermain di Liga Premier Inggris tahun 1999. Bersama The Gunners, Kaba dan rekannya berhasil meraih juara kedua Liga Premier Inggris musim 1998 dan 1999.
Kaba juga malang melintang di berbagai klub lain besar lainnya, seperti Marseille dan Paris Saint Germain di Liga Prancis. Kemudian West Ham United dan Blackburn Rovers di Liga Inggris.
Sosoknya juga pernah bermain di Liga Spanyol dengan membela Racing de Ferrol. Ia juga sempat mencicipi Liga Qatar dengan membela klub Al-Gharrafadan dan Al Kharitiyath.
Kaba kemudian hengkang dari Qatar dan berlabuh ke Liga Turki. Di sana, ia sempat membela klub Gaziantepspor dan Ankaragucu. Terakhir, ia kembali ke Liga Prancis dan bermain untuk klub Arles-Avignon pada 2011, sebelum akhirnya gantung sepatu.
Sementara itu di level tim nasional, Kaba awalnya memperkuat timnas Prancis U-21. Namun ia akhirnya memilih untuk membela Tanah Airnya, Guinea di level senior. Bersama Guinea, ia berhasil membawa negaranya melaju babak perempat final Piala Afrika tahun 2006 silam.
Kiprah apik Kaba membuatnya dilirik pemerintah Guinea untuk melatih Timnas Guinea. Kesempatan melatih pun datang pada 2021. Bersama Kaba, Timnas Guinea berhasil menang di 12 laga baik lokal maupun level regional benua.
Ia juga uga berhasil membawa Timnas Guinea menuju perempat final Piala Afrika 2024 dan keluar sebagai juara keempat.
Kini, dua pelatih timnas Indonesia dan Guinea ini akan unjuk gigi untuk memperebutkan tiket Olimpiade Paris 2024.
Kontributor : Dea Nabila