Suara.com - Dalam dua bulan terakhir harga emas melonjak drastis karena situasi global yang tidak kondusif akibat perang di Timur Tengah. Pertanyaanya, bakal cuan tidak ya beli investasi emas saat harganya naik?
Adapun harga emas saat ini menurut situs semi Logam Mulia Antam, per 8 Mei 2024 berada di angka Rp 1,3 juta per 1 gram, naik drastis dibanding pada 8 Maret 2024 yang harganya berada di angka Rp 1,2 juta per 1 gram.
Brand Manager Lakuemas, Esther Napitupulu menjelaskan investasi membeli emas bisa dilakukan kapanpun dan tidak pernah ada Waktu yang salah. Ini karena emas kerap digunakan sebagai investasi untuk melindungi harta atau aset seseorang
"Menurut aku nggak ada saat yang nggak tepat untuk beli emas, karena apa? Lagi-lagi emas itu adalah investasi yang sifatnya melindungi, dan manfaatnya baru terasa secara jangka panjang," ujar Esther dalam keterangan yang diterima suara.com, Kamis (9/5/2024).
Baca Juga: Kapasitas 50 Ton per Tahun, Indonesia Siap Produksi Emas Batangan Secara Mandiri
Esther menambahkan, investasi emas digital maupun fisik seperti emas Batangan memiliki fluktuasi atau naik turun Harga yang cenderung stabil dan tidak berubah secara drastis selaiknya saham. Inilah sebabnya, jika emas dibeli saat harganya sedang melonjak sekalipun kenaikannya akan stabil dan perlahan.
"Kekayaan sifatnya stabil dan emas itu nggak bisa tuh jatuhnya (harga) tuh jomplang bangetm, yangn ada kalau kita di beberapa investasi lainnya tuh jomplangnya tuh berubah (harga) jomplang banget," papar Esther yang baru saja menghadiri acara re-opening Butik Laku Emas Bekasi beberapa Waktu lalu.
Meski begitu Esther tidak menampik jika membeli emas dengan nilai ratusan juta sekaligus, lalu esok hari harganya turun berulah terasa harganya benar-benar jatuh. Inilah sebabnya disarankan investasi emas dengan cara yang lebih santai, dengan menabung atau investasi rutin setiap bulannya.
Investasi rutin setiap bulan membeli emas dengan harga minimal Rp 50 ribu sekalipun sudah bisa dilakukan berkat teknologi investasi emas digital. Platform investasi emas digital ini memudahkan para pembeli membeli emas dengan harga minimal yang lebih terjangkau.
Uang yang diinvestasikan untuk membeli emas ini, nantinya akan langsung dikalkulasikan menjadi jumlah gram emas yang berhasil dibeli sesuai dengan harga pasaran emas yang sedang berlaku.
Baca Juga: Harga Emas Antam Masih Naik Turun, Hari Ini Rp 1.308.000/Gram
Bahkan jika sudah mencapai jumlah gram tertentu, emas digital juga tetap bisa ditukarkan dalam bentuk emas fisik di berbagai ATM emas yang tersedia di berbagai lokasi.
Penyebab naik turunnya harga emas
Melansir situs resmi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) seperti berbagai jenis investasi lainnya, emas juga memiliki risiko hanya saja dibanding saham, pasar uang, crypto atau bahkan bitcoin emas cenderung memiliki profil risiko yang cukup rendah karena harganya yang cenderung stabil naik meskipun perlahan dan memakan waktu hingga tahunan.
Tapi jarang yang tahu ada berbagai sebab naik dan turunnya harga emas, di antaranya sebagai berikut:
1. Ketidakpastian kondisi global
Berbagai situasi yang terjadi di sekeliling kita seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang adalah salah satu pemicu naik dan turunnya harga emas. Dalam kondisi ekonomi dan politik yang kacau balau, emas seringkali dianggap sebagai penyelamat. Karena itulah saat terjadi krisis atau perang, biasanya harga emas akan melonjak naik.
2. Kenaikan penjualan dan permintaan emas
Hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas. Apalagi ketersediaan emas di dunia ini cukup terbatas. Ditambah produksi emas di dunia selain dari hasil pertambangan juga berasal dari daur ulang emas
3. Nilai tukar dolar
Harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dolar Amerika Serikat (AS) ke dalam mata uang rupiah. Oleh karena itu lah, harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap dolar AS. Apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah maka harga emas lokal menguat atau tinggi, dan berlaku sebaliknya