Dear Mertua, Jangan Suka Ikut Campur Rumah Tangga Anak Kalau Tidak Diminta Ya!

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 08 Mei 2024 | 16:35 WIB
Dear Mertua, Jangan Suka Ikut Campur Rumah Tangga Anak Kalau Tidak Diminta Ya!
Ilustrasi mertua dan menantu (pexels.com/kampus-production)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Viral di media sosial, harapan netizen yang ingin memiliki mertua baik hati dan tidak ikut campur dalam rumah tangga ketika sudah menikah. Bagaimana ya kita sebagai orangtua menyikapinya dengan tepat?

"Setelah baca putusan perkara perceraiannya ria ricis, semakin kenceng doa biar dikasih suami yang dalam keadaan, kondisi, dan situasi apapun tetep ngebela dan menghargai istrinya, nomor satu. Dan dikasih ibu mertua serta ipar yang sayangnya ke aku totalitas. Aamiinn," cuit akun Ibu Menteri yang disukai lebih dari 9 ribu orang di media sosial X.

Veronica Adesla, Psikolog Klinis & Co-Founder Ohana Space menjelaskan ;etika anak sudah berkeluarga maka anak bertanggung jawab untuk dapat menyelesaikan masalah rumah tangganya sendiri.

"Ketika anak membutuhkan nasihat atau POV dari orangtua, maka orangtua perlu menanggapi dengan bijak dalam arti memandang tanpa keberpihakan," tutur Veronica kepada Suara.com, Rabu (8/5/2024).

Baca Juga: Sempat Ribut Gegara Hampers, Ria Ricis dan Ibu Teuku Ryan Pernah Sebahagia Ini

Selain tidak memihak, ia juga menyebut ada beberapa poin penting yang harus dimiliki oleh orangtua saat anak bercerita masalah rumah tangga, yakni:

  • Tidak membandingkan masalah anak dengan apa yang pernah dialami oleh orangtua,
  • Menyimak duduk perkara dari apa yang diceritakan, memahami apa yang menjadi persoalannya, dan mengarahkan anak untuk melihat dan mempertimbangkan persoalan dari dua sisi (suami dan istri),
  • Mengarahkan anak untuk mendiskusikan kembali bersama pasangannya dengan kepala dingin, untuk sama-sama menyimak dan memahami POV satu sama lain, kemudian mencari solusi bersama, berkompromi, dan mengambil keputusan yang bisa disepakati bersama dengan pasangan.

"Apabila ternyata anak masih mengalami kesulitan dalam berdiskusi dengan pasangan, sarankan untuk melakukan konsultasi kepada pihak profesional yang netral, seperti konselor pernikahan, tambahnya.

Terkait komunikasi sendiri, Veronica mengatakan bagi pasutri masing-masing harus memiliki kemampuan mendengarkan dan menyimak apa yang dibicarakan pasangan. Jangan sampai saat pasangan cerita atau berbicara, kita sibuk dengan isi kepala sendiri.

"Salah satu hal yang penting dalam komunikasi pasutri adalah dengarkan dan simak dengan seksama ketika pasangan sedang berbicara, bukan untuk di kepala kita sibuk mengkritisi atau membuat penilaian, atau menanggapi apa yang dibicarakan oleh pasangan, tapi untuk memahami apa yang sedang hendak disampaikan oleh pasangan kepada kita," tambahnya lagi.

Dengan begitu apa yang dirasakan oleh pasangan akan bisa kita tanggapi dengan baik. Ketika ada masalah, maka solusi yang ditawarkan menjadi lebih bisa diterima dan menghindari kesalahpahaman.

Baca Juga: Adiknya Dibentak Ria Ricis sampai Nangis Kejer, Tabiat Asli Teuku Ryan Terkuak

"Setelah paham barulah merespon dengan memastikan kembali kepada pasangan bahwa apa yang kita pahami sudah benar, menyimpulkan inti dari pesan yang hendak disampaikan oleh pasangan dan kemudian memberikan tanggapan POV terhadap hal tersebut dan terbuka untuk berdiskusi guna mencapai solusi penyelesaian dan kesepakatan bersama," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI