Suara.com - Ibadah haji 2024 diprediksi akan terjadi saat cuaca panas ekstrem di Mekkah Arab Saudi. Oleh karena itu, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Soekarno Hatta, Naning Nugrahini menjelaskan pentingnya jemaah haji memastikan kebutuhan cairan tubuh.
Naning menjelaskan jika banyak jemaah haji khususnya yang sudah berusia senja atau lansia rentan mengalami pusing kepala dan lemas karena kekurangan asupan cairan, sehingga sulit menjalankan ibadah haji dengan maksimal.
"Jadi banyak tuh dari mereka jemaah haji tidak mau minum air karena khawatir bolak balik ke kamar kecil. Tapi habis itu malah pusing lemas pas tawaf atau lari-lari kecil di Safa dan Marwah malah nggak bisa padahal itu wajibnya," ujar Naning dalam cara diskusi PT Kalventis Sinergi Farma berkolaborasi dengan PERALMUNI (Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia) di Cikini, Kamis (8/5/2024).
Naning juga mengingatkan jemaah haji tidak masalah jika membawa minum saat di sela-sela ibadah, untuk mencegah kekurangan cairan saat cuaca panas ekstrem. Bahkan jika merasa wajah kering dan matahari menyengat saat ibadah di Mekkah, disarankan juga membawa spray wajah.
Baca Juga: 99,4 Persen Visa Jemaah Haji Sudah Diterbitkan, Kemenag Target Sebelum 12 Mei Selesai Semua
"Kalau usia lanjut harus dipastikan mereka istirahatnya cukup, kemudian makan sayuran dan buah-buahan agar makanan dengan gizi seimbang. Termasuk juga membawa alat semprot wajah supaya terhidrasi," jelas Naning.
Tidak hanya itu, Naning mengingatkan jika ibadah haji dan umroh merupakan ibadah fisik sehingga jemaah harus bisa memastikan tubuhnya siap agar bisa bekerja lebih seimbang.
"Jadi cuaca panas itu sudah kita sampaikan dari awal untuk menyadari di cuaca panas. Kadang-kadang jemaah haji kita itu ngejar sunnahnya malah dibanyakin, tapi saat itu wajibnya malah udah kecapekan," papar Nining.
Melansir Hello Sehat, gelombang panas atau heatwave adalah kenaikan suhu udara berkepanjangan hingga mencapai 5 derajat celcius dan dapat terjadi selama beberapa hari berturut-turut. Umumnya di Indonesia, suhu panas akan sangat terasa bisa sudah mencapai kisaran 37 hingga 42 derajat celcius.
Adapun penyebab cuaca panas menyengat selain tingginya paparan sinar matahari, bisa juga disebabkan karena tekanan tinggi di atmosfer bergerak masuk dan mendorong udara hangat ke tanah. Udara di sekitar permukaan bumi akan bertambah panas seiring bertambahnya tekanan.
Baca Juga: Cuaca di Arab Saudi Panas, Wapres Ingatkan Keselamatan Jemaah Haji Lansia
Berikut ini sederet dampak Kesehatan karena cuaca panas yang perlu diwaspadai:
1. Dehidrasi
Dehidrasi terjadi saat tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi. Suhu tinggi akibat gelombang panas bisa membuat tubuh mengeluarkan lebih banyak keringat daripada biasanya. Tanda yang dehidrasi bisa dirasakan saat tubuh merasa kelelahan, mulut kering, haus yang meningkat, hingga frekuensi buang air kecil berkurang.
2. Gangguan pernapasan
Seseorang bisa alami radang tenggorokan sehingga batuk saat cuaca panas menyengat, ini karena perubahan suhu ekstrem yang mengganggu sistem imunitas karena tubuh harus beradaptasi terhadap perubahan suhu secara drastis.
3. Heatstroke
Heat stroke atau sengatan panas dapat terjadi saat tubuh tidak mampu mendinginkan diri setelah mengalami kenaikan suhu tubuh secara drastis, di luar batas toleransi tubuh. Gejalanya meliputi demam hingga 40 derajat celcius, keringat berlebih, mual dan muntah, hingga ruam dan kemerahan.
4. Gangguan kardiovaskular
Cuaca panas dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi, stroke, dan serangan jantung. Suhu tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan memperbesar beban kerja jantung.
5. Masalah kulit
Paparan terus-menerus pada sinar matahari dan keringat berlebih dapat menyebabkan iritasi kulit, ruam panas, dan bahkan luka bakar matahari. Bakteri dan jamur juga dapat berkembang biak lebih mudah pada kulit yang lembab, menyebabkan infeksi kulit seperti dermatitis.