Suara.com - Fitur paylater kian lumrah digunakan secara daring sebagai alat pembayaran. Bila digunakan dengan benar dan bijak, paylater bisa jadi membantu dalam proses pembayaran. Oleh karenanya, penggunaan paylater perlu diimbangi dengan edukasi yang tepat.
Diakui oleh Kredivo, pionir dan penyedia paylater terkemuka di Indonesia, kalau paylater bisa jadi pisau bermata dua. Artinya, mengandung manfaat sekaligus risiko yang bisa merugikan.
"Ibarat pedang bermata dua, paylater dapat membawa manfaat atau risiko tergantung pada penggunaannya. Di tangan yang bijak, paylater bisa meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup dengan membantu pengaturan arus kas. Namun di tangan yang salah, dapat muncul konsekuensi serius seperti kredit macet dan skor kredit yang menurun," kata SVP Marketing & Communications Indina Andamari dalam keterangan tertulisnya.
"Untuk itu, kami merasa perlu terus mengedukasi tentang manfaat dan risiko paylater secara imbang dan transparan, serta meluruskan berbagai stigma negatif terkait industri," imbuhnya.
Baca Juga: Riset Ungkap Alasan Orang Lebih Senang Belanja Online: Lebih Praktis dan Mudah Bandingkan Harga
Lewat program edukasinya, Kredivo membeberkan sederet manfaat dan risiko dari penggunaan paylater lewat film pendek bertajuk #AndaiAndaPandai. Risiko nyata dari paylater yang ditunjukkan seperti fenomena gagal bayar (galbay) dan konsekuensi terlilit hutang akibat penggunaan untuk hura-hura.
Di sisi lain, film ini juga mengangkat cerita-cerita nyata pengguna yang mampu meningkatkan kualitas hidup
dengan dukungan paylater, seperti penggunaan untuk mendukung pekerjaan ataupun modal usaha.
“Sebelum menggunakan paylater, penting bagi pengguna untuk selalu mempertimbangkan kemampuan bayar. Selain itu, pastikan memilih platform yang legal, jangan mudah percaya dengan iming-iming platform ilegal. Tidak kalah penting, selalu baca dan pahami semua syarat, ketentuan serta tingkat
bunga dan biaya lain di dalamnya," saran Indina.
Menurutnya, paylater harus digunakan secara bijak dengan perencanaan yang matang memperhitungkan cicilannya serta dan sesuai kebutuhan. Sebaiknya, paylater tak digunakan bila sekadar untuk keinginan semata.
Sebelumnya, Kredivo bersama Katadata Insight Center (KIC) menemukan adanya peningkatan penggunaan paylater oleh masyarkat Indonesia. Hal itu terungkap dari survei tren penggunaan payLater di Indonesia yang dirilis Maret 2023. Hasilnya, dari 6.403 orang pengguna paylater yang disurvei, sebanyak 39,9 persen di antaranya menggunakan layanan tersebut lebih dari 1 kali dalam sebulan.
Baca Juga: Tips Belanja Online Nyaman dan Aman di Lebaran
Sementara itu, proporsi responden yang menggunakan payLater 1 bulan sekali mencapai 20,8 persen, kemudian 3 bulan sekali 20,1 persen, 6 bulan sekali 13 persen, dan setahun sekali hanya 6,2 persen.