Bantuan SLB sampai Mainan Eksklusif Tertahan di Bea Cukai, Klarifikasi Sri Mulyani Banjir Cibiran

Minggu, 28 April 2024 | 13:01 WIB
Bantuan SLB sampai Mainan Eksklusif Tertahan di Bea Cukai, Klarifikasi Sri Mulyani Banjir Cibiran
Sri Mulyani. (Instagram/smindrawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan tak henti menjadi buah bibir dalam beberapa waktu belakangan. Yang terbaru, Bea Cukai habis dirujak warganet di lini masa X setelah content creator Medy Renaldy mengungkap kekesalannya.

Medy terpaksa terlambat mengulas mainan Transformers terbaru dari Robosen karena barangnya tertahan di Bea Cukai. Setelah proses yang panjang, akhirnya mainan eksklusif itu sampai ke tangan Medy dengan sejumlah cacat.

Halo, warga X. Terima kasih yang sudah meramaikan kemarin. Sedikit banyaknya, itu sangat membantu saya mendapatkan paket Megatron saya. Tapi, isinya bikin saya lumayan sedih, kok bisa sampai penyok & sobek seperti ini?” keluh Medy tak sampai 24 jam setelah memviralkan keterlambatan paket akibat Bea Cukai di X, dikutip pada Minggu (28/4/2024).


Selain kasus Medy, Bea Cukai menjadi omongan banyak pihak karena beberapa kasus viral belakangan ini. Misalnya saja terkait impor sepatu dengan nilai bea masuk sampai sebesar tiga kali lipat harga barang.

Baca Juga: Viral Anak Aniaya Ibu hingga Babak Belur gegara Tak Dibelikan Motor RX King

Gue kan baru beli sepatu, harganya Rp10,3 juta, shipping Rp1,2 juta, total Rp11,5 juta. Kalian tahu bea masuknya berapa? Nih, Rp31,8 juta. Itu perhitungan dari mana?” keluh akun TikTok @radhikaalthaf yang diviralkan kembali oleh akun X @partaisocmed.

Tak lama setelahnya, lini masa X juga membara akibat viralnya kisah Sekolah Luar Biasa (SLB) yang barang-barang penunjang akademiknya tertahan di Bea Cukai sejak tahun 2022.

SLB di Jakarta dapat bantuan alat bantu tunanetra dari Korea. Ketahan di Bea Cukai. Diminta bayar 100 jutaan karena ditaksir harga barangnya 300 jutaan. Diminta nunjukin dokumen pembelian, brosur, dll tapi ini barang hibah dan prototype. Akhirnya ketahan di Pabean dari 2022,” cuit akun X @intinyadeh merangkum kehebohan yang terjadi.

Klarifikasi Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani di Istana Kepresidenan, Jumat (5/4/2024). (Suara.com/Novian)
Menteri Keuangan Sri Mulyani di Istana Kepresidenan, Jumat (5/4/2024). (Suara.com/Novian)


Kasus-kasus ini membuat Bea Cukai ramai diamuk massa, hingga berujung dengan klarifikasi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Lewat akun Instagram-nya, Sri Mulyani menjelaskan duduk perkara dari kejadian viral tersebut.

Baca Juga: Heboh! Penampakan Cahaya Mirip Bola Api di Langit Banyuwangi

Pengiriman sepatu dan pengiriman action figure (Robotic) – dua kasus ini mirip yaitu terdapat keluhan mengenai pengenaan Bea Masuk dan Pajak. Dalam dua kasus ini ditemukan indikasi bahwa harga yang diberitahukan oleh Perusahaan Jasa Titipan (PJT) lebih rendah dari yang sebenarnya (under invoicing),” terang Sri Mulyani.

Oleh sebab itu, petugas BC mengoreksi untuk keperluan penghitungan bea masuk dan pajaknya. Namun masalah ini sudah selesai karena Bea Masuk dan Pajaknya telah dilakukan pembayaran, sehingga barangnya pun sudah diterima oleh penerima barang,” sambungnya.


Sri Mulyani lalu ganti menyoroti kasus barang SLB yang tertahan sejak tahun 2022. Menurutnya barang tertahan selama hampir 2 tahun karena dari pihak bersangkutan tidak melanjutkan proses pengurusan, sehingga ditetapkan sebagai Barang Tidak Dikuasai (BTD).

Belakangan (di medsos Twitter / X) baru diketahui barang kiriman tersebut merupakan barang hibah, sehingga BC akan membantu dengan mekanisme fasilitas pembebasan fiskal atas nama dinas pendidikan terkait,” tegas Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengaku telah memberikan arahan yang jelas kepada Bea Cukai, baik untuk memperbaiki layanan maupun mengedukasi masyarakat tentang regulasi yang berlaku. Sri Mulyani juga meminta supaya Bea Cukai bekerja sama dengan stakeholders terkait sehingga penanganan masalah dapat berlangsung lebih cepat dan efektif.

Namun klarifikasi ini terpantau dipenuhi dengan cibiran. Warganet mendesak mantan pejabat Bank Dunia itu untuk lebih mengedukasi staf Bea Cukai, di samping juga mengkritik kebijakan impor Indonesia yang tergolong memberatkan dengan pajak dan sanksi administrasi yang besar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI