Suara.com - Di balik hutan yang rimbun di Provinsi Jambi, tersembunyi sebuah keajaiban kuno yang telah menghadapi ujian waktu yakni Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi. Dikenal sebagai salah satu situs sejarah terbesar di Asia Tenggara, tempat ini mempesona para pengunjung dengan kekayaan budaya dan sejarahnya yang tak ternilai. Namun, di balik keindahan fisiknya, terdapat fakta-fakta unik yang membuatnya lebih menarik lagi.
Cagar Budaya Muaro Jambi adalah situs arkeologi yang memuat kompleks candi Buddha, termasuk candi tinggi dan rendah, serta stupa besar yang mencapai ketinggian 27 meter. Namun, yang membuatnya begitu unik adalah bahwa kompleks ini dibangun tanpa menggunakan semen atau bahan perekat modern lainnya. Konstruksinya yang solid dan awet ini merupakan keajaiban teknik kuno yang masih mengejutkan para arkeolog modern.
Simak fakta-fakta unik tentang Candi Muaro Jambi, berikut ini yuk!
1. Kompleks Percandian Terluas di Asia Tenggara
Baca Juga: Biar Tetap Ramai Pengunjung, Jokowi Tekankan Pentingnya Revitalisasi Pasar
Dengan luas mencapai 3.981 hektar, Muaro Jambi menjadi kompleks percandian Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara. Di sini, terdapat 88 bangunan berstruktur bata merah, termasuk Candi Tinggi yang menjulang setinggi 20 meter.
2. Pusat Peradaban Kuno
Muaro Jambi dipercaya sebagai pusat peradaban Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Kemegahan kerajaan ini tercermin dari arsitektur candi yang megah dan artefak-artefak bersejarah yang ditemukan di situs ini.
3. Kolam Pemandian Suci
Kompleks Candi Muaro Jambi memiliki beberapa kolam pemandian suci yang dipercaya memiliki fungsi ritual dan spiritual. Kolam-kolam ini dikelilingi oleh bangunan candi dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Baca Juga: Guru Besar Unja Sihol Situngkir Jadi Tersangka Kasus Magang Ke Jerman, Raup Untung Puluhan Juta
4. Upaya Pelestarian
Cagar Budaya Muaro Jambi telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2017. Upaya pelestarian terus dilakukan untuk menjaga kelestarian situs ini, termasuk pemugaran candi, penelitian arkeologi, dan edukasi kepada masyarakat.
Sebagai bagian upaya pelestarian, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan melakukan penandatanganan kontrak kerja revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muara Jambi.
Penandatanganan kontrak dilakukan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, bersama pejabat tingkat tinggi lainnya dari kementerian terkait dan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek ini.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, dalam keterangannya mengungkapkan, "Penandatanganan ini telah dinantikan dengan baik. Sejak tahun lalu, kami telah merencanakan penataan Muara Jambi dan pembangunan museum." Dia juga menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja keras dari semua pihak terlibat dalam proyek ini.
Proyek ini bukan hanya tentang memperbaiki fisik bangunan, tetapi juga tentang memperkuat dan menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Melibatkan masyarakat lokal juga menjadi fokus utama, sehingga proses revitalisasi ini tidak hanya akan meningkatkan kondisi fisik kawasan, tetapi juga memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar.