Suara.com - Rizky Nazar diisukan berselingkuh dengan Salshabilla Adriana, lawan mainnya di Sinetron Bidadari Surgamu. Hubungannya dengan Syifa Hadju pun diduga kandas gara-gara hal ini.
Dugaan Rizky selingkuh hingga menyebabkan Syifa memilih untuk menyudahi hubungan asmaranya ini dimulai dengan banyaknya pengakuan netizen yang melihat pemain film The Way I Love You itu tengah asyik bermesraan dengan Salshabilla di Bali.
"Kak, aku ketemu Rizky (Nazar) di La Favela (restoran di Bali)," ungkap akun @carooolllssss_
"Syifa (Hadju) kamu harus tahu Rizky sama Salsa di Lavela," timpal @jcqline.
Baca Juga: Diduga Tikung Syifa Hadju, Salshabilla Adriani Juga Pernah Diisukan Selingkuh dengan Orang Ini
"Ketemu Rizky sama Salshabila peluk-pelukan mesra banget," timpal @ciupunggs
Syifa sendiri sempat mengaku bahwa dirinya paling tidak bisa memaafkan lelaki yang berselingkuh dan main tangan atau bersikap kasar, seperti memukul pasangan.
"Dua hal itu bukan termasuk kekurangan pasangan kalian, udah ngelakuin salah satu dari hal ini atau bahkan mungkin keduanya, kalian nggak bisa menerima itu sebagai hal yang dimaklumi," ujar Syifa Hadju dalam unggahan yang dibagikan akun @masterKids21.
Terlepas dari benar tidaknya isu di atas, muncul pertanyaan, bisakah kebiasaan selingkuh dihilangkan?
Melansir Hello Sehat, berdasarkan sudut pandang psikologi, kebiasaan selingkuh biasanya memang sulit berubah. Bahkan, meski pelaku ketahuan oleh pasangannya, tidak lantas hal ini membuat mereka berubah.
Baca Juga: Diduga Putus dari Rizky Nazar Gegara Orang Ketiga, Syifa Hadju Tak Bisa Maafkan Perselingkuhan
Ada beberapa kondisi yang memicu seseorang melakukan aksi perselingkuhan, mulai dari merasa terintimidasi oleh pasangan, merasa ada yang kurang dari hubungan, hingga mengalami maniak seks.
Mengutip Insider, Psikoterapis Klinis Dr. Leslie Beth Wish mengatakan bahwa meski belum diketahui pasti apakah kebiasaan selingkuh diturunkan secara genetik atau tidak, yang pasti perilaku ini seringkali didapat dengan cara meniru tindakan dari orang tua, kakak, anggota keluarga atau pengasuh lainnya.
"Seorang anak akan melihat bagaimana pengasuhnya mengatasi kecemasan, depresi atau ketidakbahagiaan mereka," ungkap Dr. Leslie.
"Jadi, ketika ibumu terlalu banyak makan atau ayahmu selingkuh dari ibumu, kamu akan melihat perilaku mereka, melihat suasana hati mereka, dan kamu jadi mempelajarinya, tapi tanpa dibarengi dengan cara mengelola perasaan," lanjutnya.
Sedangkan penelitian menyebut keinginan untuk menipu atau berselingkuh dikaitkan dengan reseptor domain, yang disebut polimorfisme DRD4 alias gen pencari sensasi.
Dalam studi tahun 2020 di Binghamton University New York, ditemukan fakta bahwa semakin banyak partisipan memiliki gen DRD4, maka lebih berisiko baginya untuk berbuat curang atau selingkuh.
Ditemukan pula bahwa orang dengan gen DRD4 yang tinggi ini butuh lebih banyak melepas hormon bahagia atau hormon dopamin agar bisa senang atau bahagia. Hal itu menyebabkan ia lebih sulit dipuaskan dari rerata orang kebanyakan.