"Semangat RA Kartini benar-benar menjadi inspirasi saya untuk terus konsisten mendukung pemberdayaan perempuan, kami selalu mendorong perempuan Indonesia untuk terus memiliki skill baru, semangat belajar dan mandiri secara finansial," ungkap Shandy Purnamasari.
Ia menyadari betul kalau perempuan tak hanya memiliki peran penting dalam rumah tangga sebagai istri dan ibu, tapi juga tetap bisa menjadi profesional dengan dedikasi dan kemampuan yang mereka miliki.
Hal ini terbukti dengan beragam kisah karyawan perempuannya di seluruh unit bisnis, termasuk bisnis garmennya.
"Saya pribadi bahkan terlibat langsung dengan para desainer pakaian untuk brand Fabrica Project, yang juga adalah perempuan," imbuhnya.

Salah satu karyawan senior Juragan 99 Garment, Pudji (47 tahun), misalnya menjadi penjahit selama 26 tahun dan mengabdikan diri di perusahaan tersebut selama sekitar 3 tahun belakangan.
“Saya adalah seorang single parent dengan 3 anak, sehingga bekerja menjadi satu-satunya fokus hidup saya untuk memenuhi kebutuhan keluarga," jelasnya.
Selama bekerja di perusahaan garment teraebut, ia merasakan lingkungan kerjanya seperti keluarga, selalu disemangati untuk belajar memberikan yang terbaik, saling mendukung dan berkembang.
"Meski berbeda-beda usia, namun sangat dekat satu sama lain. Semua orang saling mendukung dan bekerja dengan gembira. Makanya saya betah di sini,” ujar Pudji.
Nah, memeringati Hari RA Kartini, selama sepekan Pudji dan karyawati lainnya memakai kebaya dan kain yang merupakan inisiatif kolektif dari para karyawan.
"Wah, saya malah jadi tambah semangat berangkat kerja karena seru, jadi tidak terasa beban saat bekerja," imbuhnya bersemangat.
Baca Juga: Adu Gaya Erina Gudono dan Kahiyang Ayu Pakai Kebaya di Hari Kartini, Siapa Lebih Anggun?
Penyerapan tenaga kerja perempuan yang dominan ini, kata Shandy Purnamasari menjadi bukti terangnya masa depan dan kesempatan kaum perempuan sebagaimana cita-cita RA Kartini di masa lampau.