Marshanda Ikut Ritual Umat Hindu Meski Beragama Islam, Memangnya Boleh?

Kamis, 25 April 2024 | 10:25 WIB
Marshanda Ikut Ritual Umat Hindu Meski Beragama Islam, Memangnya Boleh?
Marshanda [Instagram/@marshanda99]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Marshanda baru-baru ini mengunggah potret dirinya yang tengah menghadiri grand opening sebuah brand perhiasan di Bali. Namun, unggahannya itu menuai banyak kritik sebab Marshanda dinilai mengikuti proses ritual agama Hindu yang dilakukan pada saat acara tersebut.

"Congratulations for the grand opening in Sanur @anandasoulcreations what a beautiful celebration," tulis Marshanda dikutip dari unggahan Instagram pribadinya, Rabu, (24/4/2024).

Potret yang dibagikannya itu langsung dibanjiri komentar kritik dari warganet. Pasalnya, Marshanda sendiri diketahui beragama Islam. Namun, pada unggahannya ia malah memperlihatkan tengah ikuti proses ritual agama Hindu.

"Syirik sayang, gua juga manusia pendosa tapi salah satu dosa yang tidak termaafkan dalam al quran Syirik ca, semoga segera diberi petunjuk aamiin. Rindu caca yang dulu yang tiap ramadhan ngeluarin single religi," tulis warganet di kolom komentar.

Baca Juga: Hukum Makanan Tidak Dihabiskan Seperti yang Dilakukan Nagita Slavina

"Apa orang muslim boleh ya ikuti ritual begini???" sahut warganet lainnya.

Dalam video di kanal Youtube Al-Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan, umat Islam tetap harus membalas kebaikan non-Muslim tersebut, tetapi tidak dengan upacara keagamaannya. Umat Muslim dapat membantu pada hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan keimanan dan akidah.

“Ada seseorang non-Muslim membantu pembuatan apa saja membantu ke tempat ibadah kita. Adapun kamu balasnya tidak harus masuk rumah ibadahnya, tapi Anda bisa bantu keluarganya, rumah tangganya itu bisa melakukan hal itu. Artinya jangan sampai membalas kebaikan harus serta merta dengan yang mereka lakukan. Tapi yang jelas membalas kebaikan itu sebuah keharusan,” kata Buya Yahya.

Hal ini biasanya berkaitan dengan hari raya. Namun melakukan ritual agama lain juga haram. Hal ini karena itu sudah berurusan dengan keimanan. Sementata bentuk toleransi umat Muslim ini bisa membalas kebaikan mereka yang non-Muslim dengan hal lain.

“Misalnya mereka berbuat baik saat kita melakukan hari raya, tapi pada saat hari raya mereka jika urusannya dengan keimanan maka kita tidak boleh membantu. Cuma kita tetap membalas kebaikan di waktu yang berbeda maka setelah hari raya kita membalas kita balas dengan kebaikan,” jelas Buya Yahya.

Baca Juga: Apa Itu Ritual Mappacci? Prosesi yang Dijalankan Putri Isnari dan Calon Suami Jelang Pernikahan

Oleh sebab itu, melakukan ritual agama lain jelas bukan hal yang dianjurkan karena ini masalah akidah. Umat Muslim dapat melakukan hal baik lainnya dengan cara berbeda.

“Di saat mereka punya kegiatan khusus yang ada hubungan dengan agama dan keimanan mereka akan maklum juga. Kita bisa membantu urusan pribadi dan keluarganya sebelum atau sesudahnya karena itu berkaitan dengan keimanan,” jelasnya.

Dalam hadis juga sudah dijelaskan, diriwayatkan oleh Ahmad ibn Hambal dan dalam hadisnya berbunyi: “Man tasyabaha biqoumin fahuwa minhum”

Artinya: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk di antara mereka.”

Dengan demikian, mengikuti ajaran agama lain sama saja menjadikan diri sendiri bagian dari mereka. Hal ini juga merupakan perbuatan syirik yang dilarang Allah SWT.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI