Indonesia Belum Berhasil Jadi Kiblat Fesyen Muslim Dunia di 2024, Ketua APPMI Ungkap Alasannya

Rabu, 24 April 2024 | 07:05 WIB
Indonesia Belum Berhasil Jadi Kiblat Fesyen Muslim Dunia di 2024, Ketua APPMI Ungkap Alasannya
Ramadhan Runway 2024 di Mal Kota Kasablanka. (Dini/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy Dharsono mengatakan target Presiden Joko Widodo menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia di tahun 2024 ini belum tercapai. Ini karena terlihat industri fashion busana muslim Indonesia yang belum bersatu padu.

Poppy menjelaskan ada berbagai alasan Indonesia belum berhasil jadi kiblat fesyen muslim dunia di 2024. Salah satunya, ia banyak menemukan desainer dan brand fashion merasa sudah memiliki pelanggan setia lantas bersikap asal dalam membuat busana muslim.

"Belumlah (jadi kiblat fesyen muslim dunia), karena terus terang secara teknis masih banyak yang harus diperbaiki. Busana muslim itu kayaknya gampang tinggal potong-potong, tapi kalau diperhatikan cutting masih belum benar. Padahalkan harusnya, banyak sekolah (fashion) harus lebih baik," ungkap Poppy saat menutup event Ramadan Runway 2024 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Ramadhan Runway 2024 di Mal Kota Kasablanka. (Dini/Suara.com)
Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy Dharsono di Ramadhan Runway 2024 di Mal Kota Kasablanka. (Dini/Suara.com)

Selain itu dari sisi pemerintah, Poppy juga menyayangkan alih-alih membuat industri fashion busana muslim jadi satu kesatuan ekosistem yang terintegrasi, ia malah mendapati pemerintah menggelar berbagai lomba yang digelar masing-masing instansi.

"Sekarang pemerintah adakan sendiri lomba ini sendiri, KADIN bikin, Kementerian Perindustrian bikin, Bank Indonesia bikin. Kenapa itu semua tidak disatukan integrasi bekerjasama dengan asosiasi seperti APPMI, bukan dia bikin sendiri bikin sendiri. Akhirnya yang ngerjain EO (event organizer), EO tujuannya asal selesai dibayar beres, tapi tidak memiliki visi yang lebih dalam," jelas Poppy.

Perempuan pemilik nama lengkap Poppy Susanti Dharsono itu mengatakan, dengan setiap instansi mengadakan acara fashionnya sendiri-sendiri hanya akan membuat skala acara lebih kecil.

Kondisi ini juga yang membuat desainer kerap kali terpecah konsentrasinya karena banyaknya acara fashion yang harus diikuti, sehingga kesulitan merancang busana yang lebih berkualitas hingga jadi pusat perhatian.

"Nggak tahu gimana sekarang semua mengadakan sendiri-sendiri, kecil-kecil, jadi terpecah desainernya itu-itu lagi (brand dan koleksinya sama)," kata Poppy.

"Lalu kenapa nggak jadi satu, semua kementerian dengan asosiasi (fashion desainer) duduk, apa yang bisa dilakukan agar visi dari pemerintah yang menginginkan Indonesia jadi pusat fashion busana muslim itu bisa tercapai," lanjutnya.

Baca Juga: Intip 5 OOTD Ngantor Anti-Monoton ala Member NCT Favoritmu!

Mantan model ini sangat percaya Indonesia mampu menjadi kiblat fesyen busana muslim dunia, bukan hanya karena sebagai negara penduduk pemeluk agama islam terbesar. Tapi juga Indonesia memiliki potensi dengan kekayaan budaya dan tradisi, sehingga karya rancangan busana cenderung lebih beragam dan lengkap.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI