Suara.com - Tumpukan sampah di gunung bekas kegiatan pendakian telah jadi persoalan lama yang terus disorot. Data hasil survei dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2016 tercatat kalau satu pendaki bisa menghasilkan 3 kilogram sampah di gunung per tahun.
Data tersebut berdasarkan survei di 8 destinasi pendakian gunung yang populer di Indonesia, yakni, Gunung Kerinci Seblat, Gunung Rinjani, Taman Nasional Gede Pangrango, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Sindoro, Gunung Argopuro, dan Gunung Prau.
Secara detail, hasil survei menunjukkan terdapat 453 ton sampah dihasilkan oleh 150.688 orang pendaki setiap tahun.
Menurut penggagas Zero Waste Adventur Siska Nirmala, jenis sampah yang paling banyak ditemukan di gunung ialah botol plastik.
Baca Juga: Sambut 2024, Raline Shah Kenang Momen Mendaki Gunung Latimojong
"Kebanyakan pendaki minimal pasti bawa dua botol plastik air minum saat naik gunung, itu akan jadi sampah," kata Siska saat jadi pemateri di Eiger Women Adventure Camp (WAC) 2024 di kaki Gunung Kembang, Wonosobo, beberapa hari lalu.
Selain botol minum, sisa kemasan makanan, plastik, kantong, tisu kering dan tisu basah, tali rafia, kaleng gas, hingga baterai juga termasuk jenis sampah yang biasa paling banyak ditemukan di gunung.
Menurut Siska, sebenarnya tak sulit untuk mulai lakukan pendakian gunung tanpa menimbulkan sampah.
"Kalau mau menghindari sampah paling gampang memulai dari tidak bawa botol air. Bisa pakai tumblr atau jerigen. Untuk alternatif makanan tidak yang memakai kemasan. Misalnya sayuran, rendang, ayam yang sudah diungkap, jadi tidak process food," tuturnya.
Dia menambahkan, melakukan pendakian dengan metode zero waste sebenarnya tidak hanya bisa menjaga lingkungan gunung jadi tetap bersih. Pendaki sendiri bisa merasakan manfaatnya dengan perbekalan jadi lebih ringan, terutama saat turun gunung karena tidak perlu repot dengan sisa sampah.
Baca Juga: Alami Stres Hingga Penurunan Produktivitas, Mendaki di Alam Terbuka Dianjurkan Lho
"Tiga cara menerapkan zero waste ialah dengan cegah, pilah, dan olah. Sebelum berpikir sampah itu bisa didaur ulang, pikir dulu. Misalnya, sampah palstik botol itu bisa didaur ulang semua gak, siapa yang akan daur ulang. Jadi lebh baik cegah dulu pemakaian yang berpotensi sampah. Sampah yang bisa didaur ulang itu hanya bisa yang bersih dan kering," jelas Siska.
Dia juga membagikan empat tahapan yang bisa dilakukan pendaki dalam lakukan manajemen perbekalan sebelum mendaki gunung agar bisa minim sampah, di antaranya:
1. Kenali medan durasi pendakian, titik air, dan cuaca gunung.
2. Perhatikan jumkah anggota tim, riwayat alergi makanan, kebutuhan pribadi, dan selera makan.
3. Sesuaikan kebutuhan kalori dengan aktivitas kegiatan di gunung.
4. Pertimbangan jenis logistik apakah bisa tahan lama, mudah diolah, kebutuhan air untuk memasak, dan bahan bakar.