Empat tahun berselang, tepatnya 1994, Andika melakukan operasi bakti TNI di Aceh. Sosoknya juga sempat melakukan misi operasi khusus di Papua.
Pada 2001, karier Andika semakin menanjak usai mendapatkan tugas di Departemen Pertahanan. Setahun berselang, ia menduduki jabatan sebagai Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus pada 2002.
Andika juga pernah sukses memimpin penangkapan sosok yang dituduh sebagai pimpinan Al Qaeda, yakni Omar Al-Faruq di Bogor, Jawa Barat. Peristiwa ini terjadi pada tahun 2002.
Satu dekade kemudian, Andika dipromosikan sebagai Komandan Rindam Jaya dan mendapatkan pangkat kolonel. Andika juga diangkat sebagai Komandan Korem 023/Kawal Samudra di Sibolga pada pertengahan 2012.
Kurang dari satu tahun, karier Andika kembali melesat dengan dilantik sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AD. Jabatan itu membuatnya mendapat pangkat Brigadir Jenderal (brigjen).
Selang 11 bulan, Andika ditugaskan sebagai Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres). Ia kemudian mendapatkan kenaikan pangkat sebagai Mayor Jenderal (Mayjen).
Karirnya pun terus menanjak. Hingga akhirnya pada tahun 2018, Andika Perkasa diangkat menjadi Panglima Kostrad (Pangkostrad) menggantikan Letjen Agus Kriswanto. Berselang lima bulan, ia dilantik sebagai KSAD.
Puncaknya Andika Perkasa dilantik menjadi Panglima TNI oleh Presiden Jokowi. Kini, ia telah pensiun dan menyandang gelar Jenderal Purnawirawan.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa
Baca Juga: Kekayaan Andika Perkasa yang Konsep Rumahnya Bak di Dubai, 3 Kali Lipat Harta Presiden Jokowi