Suara.com - Sosok Jenderal (Purn) Andika Perkasa seolah tak pernah berhenti dari sorotan publik. Entah itu karena prestasi, kebijakan, hingga kekayaannya. Terbaru, publik kini terpesona dengan rumah mewah mantan Panglima TNI ini.
Penampakan rumah Andika Perkasa yang viral di media sosial tampak berkonsep seperti di Dubai. Hal ini baru diketahui saat jenderal bintang empat itu menerima kunjungan tamu di kediamannya yang terletak di kawasan elit Jakarta.
Tamu Andika itu merasa takjub melihat interior rumah menantu Hendropriyono tersebut. Sang tamu pun lantas ikut merekam momen disambut Andika hingga masuk ke dalam rumah mewah pensiunan TNI itu.
Lantas, seperti apakah riwayat pendidikan mentereng dari Andika Perkasa? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Baca Juga: Kekayaan Andika Perkasa yang Konsep Rumahnya Bak di Dubai, 3 Kali Lipat Harta Presiden Jokowi
Riwayat Pendidikan Andika Perkasa
Jenderal Andika Perkasa lahir di Bandung, 21 Desember 1964. Di awal kariernya, ia menghabiskan waktu untuk belajar ke luar negeri. Tak main-main, riwayat pendidikannya sangat mentereng karena ia sukses mengantongi tiga gelar master dari universitas di Amerika Serikat.
Andika awalnya berkuliah di Norwich University, AS. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di National War College (NWC) pada 2003. Perguruan tinggi ini merupakan bagian dari National Defense University, Washington DC, AS.
Pada tahun 2005, Andika lagi-lagi melanjutkan pendidikan di AS. Kali ini, ia menimba ilmu di George Washington University, AS. Sebelum berkuliah di AS, Andika telah berhasil menjadi lulusan terbaik Seskoad angkatan 1999/2000. Hasil itu menjadi modalnya untuk menempuh pendidikan di AS hingga mendapatkan 3 gelar master.
Karier TNI Andika sendiri berawal usai lulus dari Akademi Militer (Akmil) pada 1987. Kala itu, ia bertugas di Grup 2/Para Komando Kopassus. Sosoknya juga sempat bertugas di satuan elite penanggulangan teror, Sat 81 Gultor Kopassus.
Baca Juga: Viral Rumah Mewah Andika Perkasa Disebut bak di Dubai, Thariq Halilintar Pernah Dibuat Takjub
Pada tahun 1990, Andika pernah melaksanakan operasi militer di Timor Timur. Di lokasi yang sama pula, ia kemudian melakukan operasi teritorial.
Empat tahun berselang, tepatnya 1994, Andika melakukan operasi bakti TNI di Aceh. Sosoknya juga sempat melakukan misi operasi khusus di Papua.
Pada 2001, karier Andika semakin menanjak usai mendapatkan tugas di Departemen Pertahanan. Setahun berselang, ia menduduki jabatan sebagai Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus pada 2002.
Andika juga pernah sukses memimpin penangkapan sosok yang dituduh sebagai pimpinan Al Qaeda, yakni Omar Al-Faruq di Bogor, Jawa Barat. Peristiwa ini terjadi pada tahun 2002.
Satu dekade kemudian, Andika dipromosikan sebagai Komandan Rindam Jaya dan mendapatkan pangkat kolonel. Andika juga diangkat sebagai Komandan Korem 023/Kawal Samudra di Sibolga pada pertengahan 2012.
Kurang dari satu tahun, karier Andika kembali melesat dengan dilantik sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AD. Jabatan itu membuatnya mendapat pangkat Brigadir Jenderal (brigjen).
Selang 11 bulan, Andika ditugaskan sebagai Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres). Ia kemudian mendapatkan kenaikan pangkat sebagai Mayor Jenderal (Mayjen).
Karirnya pun terus menanjak. Hingga akhirnya pada tahun 2018, Andika Perkasa diangkat menjadi Panglima Kostrad (Pangkostrad) menggantikan Letjen Agus Kriswanto. Berselang lima bulan, ia dilantik sebagai KSAD.
Puncaknya Andika Perkasa dilantik menjadi Panglima TNI oleh Presiden Jokowi. Kini, ia telah pensiun dan menyandang gelar Jenderal Purnawirawan.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa