Suara.com - Jika Anda pengguna media sosial di era kekinian, tentu tak asing dengan media sosial Telegram. Aplikasi dan layanannya sempat populer beberapa waktu lalu, dan hingga kini terus digunakan. Tapi tahukah Anda siapa pemiliknya? Sekilas tentang profil dan kekayaan Pavel Durov, pendiri Telegram, dapat Anda cermati di sini.
Telegram sendiri menyediakan layanan yang bebas untuk digunakan alias gratis, dan bersaing dengan layanan perpesanan lain seperti WhatsApp. Meski demikian Telegram menawarkan beberapa kelebihan lain yang kemudian menjadi daya tarik utamanya.
Mengenal Profil dan Kekayaan Pavel Durov
Menjadi salah satu tokoh di dunia modern, namanya pernah disebut sebagai ‘Mark Zuckerberg dari Rusia’ ketika aplikasi dan layanan Telegram populer sejak beberapa tahun belakangan. Diketahui, ia menjadi warga negara Prancis pada tahun 2021 silam, sebelum pindah ke Dubai di tahun 2017 bersama dengan bisnisnya.
Meski merupakan seorang Rusia, namun dirinya kemudian meninggalkan negara besar tersebut karena menolak bekerjasama dengan agen rahasia Rusia dalam menyediakan data terenkripsi dari pada pengguna layanan Telegram.
Terbukti dalam waktu beberapa saat setelah pertikaian Ukraina dan Rusia pecah, Telegram memegang peranan penting dalam penyebaran informasi, yang berupa fakta atau berupa propaganda dengan hoax yang menyertainya.
Berusia 39 tahun, kini ia merupakan warga negara UEA, dan tinggal di Dubai. Latar belakang pendidikannya adalah Master of Science, dari Saint Petersburg State University.
Harta Kekayaan Pavel Durov
Mengacu pada data terbaru yang dilansir dari Forbes, kekayaan yang dimilikinya saat ini berada di angka US$15,5 miliar atau setara lebih dari Rp 252 triliun. Kekayaan ini berasal dari Telegram, dengan pengguna aktif yang mencapai ratusan juta dan memiliki valuasi sangat besar.
Baca Juga: Mirip Telegram, WhatsApp Akan Segera Hadirkan Chatbot AI
Bahkan kekayaan Pavel Durov diprediksi bakal terus bertambah lantaran tren pengguna Telegram yang juga terus meningkat. Lantaran Telegram diperkirakan bakal menggantikan Whatsapp dan Facebook sebagai sosial media yang paling banyak dipakai orang.