Suara.com - Hotman Paris dan Rocky Gerung tengah terlibat seteru. Hal ini dipicu usai Rocky Gerung enggan menanggapi pernyataan Hotman Paris dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Akademisi ini justru menyinggung cincin yang dikenakan oleh Hotman Paris.
"Orang fokusnya apa, enggak nyari fokus dalam pikiran beliau karena cincin beliau lebih menarik perhatian," kata Rocky dalam unggahan kanal YouTube-nya dikutip Kamis (18/4/2024).
Pernyataan Rocky Gerung ini lantas dibalas oleh Hotman Paris. Melalui unggahan di akun Instagram-nya, pengacara kondang di Tanah Air ini mengklaim memiliki otak yang lebih tajam ketimbang Rocky Gerung.
"Kau menuduh berlian saya lebih tajam dari otak saya. Yang benar berlian saya lebih tajam dari otak kamu. Bahkan otak saya lebih tajam dari otak kamu," balas Hotman.
Baca Juga: Segini Harga Cincin Hotman Paris yang Diledek Rocky Gerung Lebih Berkilau dari Otaknya
Terlebih perseteruan panas, berikut merupakan perbedaan karier Hotman Paris dan Rocky Gerung.
Karier Hotman Paris
Hotman Paris mengawali karier sebagai pengacara di hukum milik OC Kaligis. Kala itu, ia baru mendapatkan bayaran sebesar Rp182 ribu per bulannya.
Beberapa bulan bekerja di sana, Hotman Paris lantas pindah ke firma hukum milik Adnan Buyung Nasution. Namun, setelah kurang lebih 3 bulan di sana, ia memutuskan untuk keluar.
Hotman Paris kemudian bekerja di Bank Indonesia tanpa tes lantaran mendapatkan tawaran dari Profesor Subekti. Akan tetapi ia tak bertahan lama lantaran merasa frustrasi.
Baca Juga: Hotman Paris Diduga Kena Mental Usai Diledek Rocky Gerung: Cincinnya Lebih Berkilau dari Otaknya
Pengacara kelahiran 20 Oktober 1959 itu akhirnya kembali bekerja di kantor pengacara. Ia juga sempat magang di Austalia kala sedang menempuh S2 di University of Technology Sidney.
Hingga akhirnya Hotman Paris memutuskan kembali ke Indonesia dan memberanikan diri mendirikan kantor pengacara sendiri yang bernama Hotman Paris Hutapea & Patners.
Dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun televisi, Hotman Paris pernah menyebutkan apabila ia bisa meraup bayaran hingga Rp1,4 miliar untuk setiap kasus yang ditanganinya.
Karier Rocky Gerung
Rocky Gerung dikenal sebagai pengamat politik, filsuf, sekaligus akademisi di Tanah Air. Ia juga merupakan salah satu pendiri Setara Institute dan anggota dari Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D).
Lulusan Jurusan Ilmu Filsafat ini diketahui sempat mengajar di Universitas Indonesia selama kurang lebih 15 tahun. Ia harus berhenti mengajar lantaran keluarnya UU No.14 Tahun 2015 tentang syarat untuk menjadi seorang dosen.
Berapa mata kuliah yang pernah diampu oleh Rocky Gerung diantaranya adalah Filsafat Politik, Seminar Teori Keadilan, dan Metode Penelitian Filsafat. Ia juga sempat mengajar di Program S2 dan menjadi dosen pembimbin Dian Sastrowardoyo.
Lebih lanjut, Rocky Gerung diketahui pernah menjadi ketua Sekolah Ilmu Sosial (SIS) yang merupakan sekolah non-formal di bawah Yayasan Padi dan Kapas.