Suara.com - Duo pendeta Gilbert Lumoindong dan pendeta Steve Marcell kompak mendapat sorotan lantaran sama-sama berani membahas soal kehidupan umat Islam yang notabene di luar dari ajaran Kristiani.
Kedua rohaniawan tersebut sempat mengangkat unsur Islam dalam khotbah mereka di gereja masing-masing.
Namun, keduanya mendapat respons yang berbeda dari khalayak ramai.
Kekinian, Gilbert mendapatkan kecaman dari publik khususnya umat Islam gegara materi khotbahnya. Adapun Steve Marcell di sisi lain justru mendapat pujian dan mendorong fenomena yang unik di tengah bulan Ramadan dengan adanya 'War Takjil.'
Bagaimana berpedaan sikap dan adab kedua pendeta tersebut saat bawakan materi khotbah yang menyinggung Islam?
Gilbert Lumoindong bahas zakat berujung ancaman pidana
Pendeta Gilbert sempat membahas soal perbedaan zakat dalam Islam dengan persembahan dan perpuluhan dalam agama Kristen.
Sambil bercanda, Gilbert mencontohkan sebuah percakapan dengan pemeluk agama Islam yang diwajibkan membayar 2,5 persen dari penghasilannya. Gilbert sontak membandingkan ajaran tersebut dengan persembahan umat Kristen yang senilai 10 persen dari penghasilan.
Gilbert juga menyinggung bahwa umat Kristiani yang wajib memberikan persembahan dengan nominal demikian lantaran sudah disucikan dengan darah Yesus.
"Saya Islam diajari bersih sebelum sembahyang, cuci semuanya. Saya bilang, lu (zakat) 2,5 (persen) gua 10 persen, bukan berarti gua jorok, (kami) disucikan oleh darah Yesus," ujar Pendeta Gilbert dalam videonya, dikutip Rabu (17/4/2024).
Baca Juga: Riwayat Pendidikan Pendeta Gilbert yang Ledek Ceramah Zakat Umat Islam
Tak cukup di situ, Gilbert juga menyinggung ibadah umat Kristiani lebih bernuansa euforia lantaran sudah membayar persembahan dengan nominal itu.
"Lah kita kan bayar 10 persen, makanya kebaktian kita hanya berdiri, tepuk tangan ya santai, tidak seperti (umat Muslim)," celetuk pendeta Gilbert.
Khotbah pendeta Gilbert akhirnya disambut dengan kecaman.
Bahkan, tak sedikit pihak yang berusaha melaporkan pendeta Gilbert, salah satunya adalah Forum Arimatea Sulawesi Selatan melalui laporan ke Polrestabes Makassar.
Sang pendeta akhirnya melayangkan permintaan maaf di hadapan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla, pada Senin (15/4/24).
Steve Marcell singgung takjil dan dipuji bikin adem
Sebelum panas kasus Gilbert Lumoindong, sosok pendeta Gereja Tiberias Indonesia, Steve Marcell sempat membawakan khotbah soal takjil.
Pendeta Steve terlebih dahulu menekankan bahwa umat Kristiani adalah kelompok yang toleran terutama dalam menyambut bulan Ramadan di Tanah Air.
Sontak, Steve bergurau bahwa untuk urusan berebut takjil, umat Kristiani maju nomor satu.
"Agama kita toleran. Tapi soal takjil, kita duluan," ujar Steve dalam khotbahnya.
Alih-alih menuai kecaman, Steve justru dipuji lantaran membawa ketenangan antar umat beragama. Steve juga mendorong sebuah tren 'War Takjil' yang juga diikuti oleh umat nonmuslim di penjuru Tanah Air.
Publik menyambut khotbah pendeta Steve dengan gurauan. Tak sedikit dari mereka yang mengancam akan 'membalas' umat Kristiani di masa Paskah dengan merebut semua telur di pasaran.
"Warga Muslim be like: Senin balado telur paskah, Selasa semur telur paskah, Rabu telur paskah rebus, Kamis sate telur paskah, Jumat gado-gado telur paskah, Sabtu telur paskah mata sapi," bunyi salah satu komentar jenaka warganet.
Kontributor : Armand Ilham