Suara.com - Putri camat Wanayasa, Syifa Dwi Fatmawati membuat heboh media sosial dengan menggugat cerai suaminya yang memberikan mahar emas palsu. Kisah itu terungkap pasca pernikahan disahkan dan mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pun menjadi saksi pernikahan tersebut. Kabar menggemparkan ini membuat orang-orang tertarik pada biodata Syifa Dwi Fatmawati.
Kronologi Syifa menggugat cerai suaminya adalah dimulai ketika ia mengetahui emas yang menjadi mahar pernikahan ternyata palsu. Syifa melakukan pemeriksaan pada emas yang dijadikan mahar karena ia tidak mendapatkan surat atau sertifikat asli dari emas tersebut.
Ia mengaku curiga kenapa mertuanya tidak memberikan emas beserta sertifikatnya. Akhirnya Syifa memeriksa ke toko emas. Setelah diperiksa, pihak toko mengatakan benda yang dibawanya tidak memiliki kadar emas sama sekali.
- Baca juga: Anak Camat di Purwakarta Gugat Cerai Suami Gegara Diberi Mahar Emas Palsu
- Baca juga: Ipin Si Preman Pemalak Akhirnya Pulang dan Bertemu Dedi Mulyadi
Kisah ini dibagikan oleh Dedi Mulyadi bersama Syifa dalam konten Youtube Dedi Mulyadi. Akun Youtube Kang Dedi Mulyadi menunjukkan proses pernikahan yang menyebutkan emas 10 gram sebagai mahar dibayar tunai dalam pembukaan video.
Baca Juga: Anak Camat di Purwakarta Gugat Cerai Suami Gegara Diberi Mahar Emas Palsu, Dedi Mulyadi Tercengang!
Namun video tersebut diberi judul "KDM Ternyata Saksi Nikah Mas Kawin Emas Palsu". Kontras informasi yang ada dalam video ini lantas membuat penyimak video ikut geram. Banyak yang bersimpati pada Syifa.
Syifa Dwi Fatmawai lahir dan besar di Purwakarta. Ia mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) selama menikah. Tidak hanya itu, emas yang menjadi mahar pernikahannya ternyata juga palsu. Hal itu membuat Syifa harus pergi ke psikolog untuk berkonsultasi masalah kesehatan mentalnya.
Dalam video Youtube Kang Dedy Mulyani,ia mengaku merasa tertekan. Dengan emas palsu sebagai mahar, ia pikir tidak memiliki harga diri sebagai perempuan. Ia malu untuk cerita kepada keluarga dan teman, hingga menahannya seorang diri. Ketika sudah tak kuat, ia pilih pergi ke psikolog.
Lantas siapa Syifa Dwi Fatmawati? Bagaimana latar belakangnya? Cek biodatanya di bawah ini.
Putri seorang camat
Baca Juga: Ridwan Kamil Dapat Tiket dari Golkar dan Gerindra Maju Pilkada Jabar, Bagaimana Nasib Dedi Mulyadi?
Syifa Dwi Fatmawati merupakan putri Diaudin, Camat Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Syifa memiliki gelar sarjana Administrasi Binis dari Universitas Padjajaran (UNPAD). Lulusdari UNPAD pada tahun 2019.
Di tahun 2021, ia menikah dengan Agung, salah seorang anggota polisi. Sebelumnya, ia menjalin hubungan berstatus pacaran dengan Agung selama empat tahun. Syifa mengira pernikahan akan berjalan wajar dan tidak ditipu mengenai mahar.
Aktif sebagai konten kreator
Saat ini, Syifa aktif sebagai konten kreator di Tiktok. Ia membuat konten tentang kecantikan. Namun, semenjak mengetahui mahar pernikahannya palsu, Syifa lebih sering membagikan curhatan kehidupannya dalam pernikahan yang dirasakannya tidak bahagia. Alih-alih bahagia, ia tertekan dengan berbagai macam hal.
Syifa juga menceritakan masalah tersebut kepada Dedi Mulyadi. Dalam obrolan di akun Youtube Kang Dedi, Syifa menceritakan terjadi kekerasan dalam rumah tangga.
Ia pernah dilempar benda keras hingga tubuhnya membiru. Tidak tahan dengan perlakuan keluarga suami dan suaminya sendiri, ia pun memilih untuk menggugat cerai suaminya.
Banyak penggemar Syifa kini memberi dukungan pada putri camat yang sedang viral tersebut. Apalagi ayahnya sudah meninggal dunia, menghembuska nafas terakhirnya pada 3 Maret 2024, sebelum memasuki bulan puasa ramadhan.
Syifa sekarang memilih tinggal bersama ibunya. Ia terpisah dengan putrinya. Syifa mengusahakan agar hak asuh anak jatuh ke tangannya.
Syifa mengaku emas palsu bukan hanya satu-satunya alasan ia menggugat cerai, tetapi persoalan kekerasan rumah tangga dan ekonomi juga menjadi pemberat dalam keputusannya. Syifa menceritakan gaji suami tidak mencukupi untuk kebutuhan rumah tangganya, sehingga Syifa kembali bekerja.
Namun, keinginannya untuk bekerja kerap terhambat. Dengan perasaan berat hati, Syifa mengaku tidak mau kembali kepada suaminya tetapi sangat berharap agar putrinya dapat tinggal bersamanya.
Demikian itu yang dapat diungkap dari biodata Syifa Dwi Fatmawati.
Kontributor : Mutaya Saroh