Pendopo Rumah Anies Baswedan Terancam Diambil Pemda, Ternyata Punya Makna Sejarah Penting?

Rabu, 17 April 2024 | 10:26 WIB
Pendopo Rumah Anies Baswedan Terancam Diambil Pemda, Ternyata Punya Makna Sejarah Penting?
pendopo rumah Anies Baswedan (aniesbaswedan.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pendopo rumah Anies Baswedan terancam diambil pemerintah daerah (pemda) Ponorogo usai Ahmad Dhani sempat menyebut itu adalah bekas rumah kyai Hasan Besari pendiri Gontor. Dikatakan pengambilan kembali genteng dan pendopo rumah Anies dikarenakan dianggap sebagai peninggalan sejarah.

"Anies Baswedan dia rumahnya (yang di Jakarta) kan Joglo. Dia enggak sengaja beli (joglonya) sama temen saya. Itu joglonya punyanya Hasan Besari, dia wali besar, nenek moyangnya kyai-kyai Gontor," ucap Ahmad Dhani.

"Sekarang ini ada desas-desus, pemerintah Ponorogo itu mau minta balik (pendoponya Anies) atas nama cagar budaya," sambungnya.

Potret pendopo di rumah Anies Baswedan.
Potret pendopo di rumah Anies Baswedan. (Instagram)

Meski demikian, Anies Baswedan diketahui membeli rumah pendopo itu sejak 2009 melalui temannya. Ia membeli pendopo tersebut dan membangun ulang rumah joglo yang jadi miliknya itu.

Baca Juga: Unggahan Anies Baswedan Pakai Diksi Beragam yang Jarang Didengar, Sindir Indah Gunawan?

Terkait pendopo sendiri, bangunan ini biasanya berbentuk segi empat, sering terlihat dengan desain tertutup. Bangungannya berupa dinding atau jendela-jendala berkaca. Namun, pintu masuknya pasti dibuat dari empat arah, depan-belakang dan samping kiri-kanan.

Terkait pendopo sendiri yang dimiliki Anies Baswedan dan terancam diambil ini rupanya memang memiliki makna dan filosofi penting, terutama bagi masyarakat Jawa. Pendopo memiliki makna mendalam yang diyakini oleh masyarakat Jawa.

Filosofi dan makna pendopo

Dikutip NU Online, bagi masyarakat Jawa dan Sunda, bangunan pendopo merupakan pengejawantahan estetika primordial papat kiblat kalimo pancernya orang Jawa. Ini adalah ruang alam semesta semesta dibagi menjadi empat kelipatannya, sudut, atau arah dengan satu pusatnya (pancer) di tengah.

Empat arah ini menunjukkan arah Timur-Barat-(Tengah)-Utara-Selatan. Sementara jika bangunan pendopo dibuat dua, maka mengarah pada arah mata angin lainnya.

Baca Juga: Respons Anies usai NasDem Siap Beri Dukungan di Pilkada Jakarta 2024

Makna pendopo dengan empat pintu yang terbuka sendiri menandakan menyatunya antara kawula (abdi) dengan gusti (raja/wakil Tuhan di bumi). Berdasarkan kepercayaan orang Jawa, sultan atau raja merupakan pengejawantahan wakil (khalifah) Tuhan di bumi.

Oleh sebab itu, pendopo biasanya dikenal sakral. Hal ini karena tempat menyatunya abdi dengan gusti atau raja. Menyatunya abdi dan raja akan menimbulkan gerak memusat dan menyebar menuju pusat. Gerak ini berkebalikan dengan arah jarum jam seperti tawaf dalam ajaran Islam.

Bukan hanya itu, pendopo sering digunakan untuk berbagai ritual sakral tertentu. Hal ini juga yang membuat pendopo sering digunakan untuk berbagai ritual sakral tertentu.

Dalam pandangan sejarah, pendopo ini sering dimaknai sebagai jejak kerajaan Jawa. Berbagai pendopo di kawasan Sunda juga sebagai bentuk penyebaran dari kerajaan Jawa. Ini terlihat dari penempatan para lembaga pemerintahan yang mengitari pendopo seperti bentuk tata ruang kerajaan Majapahit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI